Rizal Yang Mendapatkan Perawan Dian di Hotel
CeritaXxX – Rizal Yang Mendapatkan Perawan Dian di Hotel | Pengalaman ini terjadi saat awal bulan januari tahun 2002. Pengalaman ini tanpa kukarang sendiri tapi berdasarkan kisah nyata yang kualami di tahun 2002 ini. Semua ini berawal Ketika aku berkenalan dengan seorang cowok, sebut saja namanya Rizal. Orangnya ganteng, tinggi sekitar 175 cm, dan tubuhnya atletis. Pokoknya sesuai dengan cowok idamanku. Perbedaan umur kami sekitar 8 tahun, dan dia baru aja lulus dari universitas swasta terkenal di Jakarta. Kami kenalan saat aku sedang mempersiapkan acara untuk perpisahan kelas III SMA di Sekolah-ku. Sekolahku di daerah Jakarta Barat. Dan pada saat itu Rizal sedang menemani adiknya yang kebetulan panitia perpisahan SMA kami. Pada saat itu Rizal cuman melihat-lihat persiapan kami dan duduk di ruangan sebelah.
Oh ya, sampai lupa memperkenalkan diri. Perkenalkan nama panggilanku Dian. Aku Masih berusia 17 tahun (SMA kelas III).aku lumayan Tinggi sekitar 170 cm dan warna kulitku Putih bersih. Rambutku
sebahu, dan dadaku tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil juga. Sangat sesuai degan tinggi dan berat badanku. banyak orang bilang aku sangat cocok untuk seorang model. Dan aku belum memiliki pacar. Aku anak ke 2 dari 3 bersaudara dan semua perempuan. kakakku sudah mempunyai pacar, kecuali adikku kecil kelas dua SMP.
Akhirnya pada saat waktu istirahat siang, ini pertama kalinya kami mengobrol. ketika kenalan kami sempat menukar nomor telepon rumah. Kurang lebih tiga hari kemudian, Rizal menelpon ke rumahku.
“Hallo selamat sore, bisa berbicara dengan Dian, ini dari Rizal.”
“Ada apa, kok tumben mau nelpon ke sini, aku pikir sudah lupa.”
“Bagaimana kabar kamu, mana mungkin aku lupa. Hmm, Dian ada acara nggak malam minggu ini?
Aku sempat kaget Rizal mengajakku keluar malam minggu ini. Padahal baru beberapa hari ini kenalan tetapi dia sudah berani mengajakku keluar. Ah, biarlah, cowok ini memang idamanku kok.
“Hmmm… belum tau, mungkin nggak ada, dan mungkin juga ada,” jawabku.
“Kok bisa begitu,” balas Rizal.
“Ya, kalaupun ada bisa dibatalin seandainya kamu ngajak keluar, tapi kamu batalin acaranya aku tidak bakalan terima telpon dari kamu lagi,” balasku.
“Ooo begitu, kalau gitu aku langsung jemput ke rumahmu, sabtu sore, kita jalan-jalan aja. Di mana alamat rumahmu.”
Kemudian aku memberikan alamat rumahku di daerah Maruya. Dan ternyata rumah Rizal tidak begitu jauh dari rumahku. Ya, untuk seukuran Jakarta, segala sesuatunya dihitung dengan waktu bukan jarak.
hari sabtu pun telah tiba di saat sore hari, Rizal datang dengan Mobil dan parkir tepat di depan rumahku. Setelah setengah jam di rumah, ngobrol -ngobrol dan pamitan dengan orang rumah, akhirnya kami meninggalkan rumah dan belum tahu mau menuju ke mana. Di dalam mobil kami berdua, berbicara sambil ketawa-ketawa dan tiba-tiba Rizal menghentikan mobilnya tepat di lapangan tenis yang ada di kawasan Jakarta Barat.
“Dian, kamu terlihat lebih cantik hari ini, boleh aku mencium kamu,” bisik Rizal mesra.
“Zal, apa kita baru aja kenalan, dan kamu belum tau siapa aku dan aku juga belum tau siapa kamu sebenarnya, jangan-jangan kamu sudah punya pacar.”
“Kalo aku sudah punya pacar, sudah pasti malam minggu ini aku ke tempat pacarku.”
“Zal, terus terang semenjak pertama kali melihat kamu aku langsung tertarik.”
Tiba-tiba tangan Rizal memegang tanganku dan meremasnya kuat -kuat.”Aku juga Dian, begitu melihat kamu langsung tertarik.”
Dan Rizal menarik tanganku Sampai badanku ikut tertarik, lalu Rizal memelukku erat-erat dan mencium rambutku hingga telingaku. Aku merinding dan tiba-tiba tanpa kusadari bibir Rizal sudah ada di depan mataku. Dan berlahan Rizal mencium bibirku. Pertama-tama, sempat kulepaskan. Karena inilah pertama kali aku dicium seorang laki-laki. Dan tanpa pikir panjang lagi, aku yang langsung menarik badan Rizal dan mencium bibirnya. Ciuman Rizal sepertinya sudah sangat ahli dan membuatku begitu bernafsu untuk menarik lidahnya. Oh.. betapa nikmatnya malam ini. Dan, lama-kelamaan tangan Rizal mulai meraba sekitar dadaku.
“Jangan Zal, aku tidak mau secepat ini, lagi pula kita melakukannya di pinggir jalan, aku malu Zal” jawabku.
Sebenarnya aku ingin dadaku diremas oleh Rizal karena aku sudah mengidam-idamkan dan sudah membayangkan apa yang akan terjadi berikutnya.
“Dian, bagaimana kalau kita nonton aja. Sekarang masih jam setengah delapan dan film masih ada kok.”
Akhirnya aku setuju. Di dalam bioskop kami mencari tempat posisi yang paling bawah. Rizal sepertinya sudah sangat pengalaman dalam memilih tempat duduk. Dan begitu film diputar, Rizal langsung melumat bibirku yang tipis. Lidah kami saling beradu dan aku membiarkan tangan Rizal meraba di daerah payudaraku. Walaupun masih ditutupi dengan baju.
Tiba-tiba Rizal membisikkan sesuatu di telingaku, “Dian, kamu membuat nafsuku naik.”
“Aku juga Zal,” balasku manja.
Dan Rizal menarik tanganku dan mengarahkan tanganku ke arah kontolnya. “Astaga,” pikirku. Ternyata diluar dugaanku, kontol Rizal sudah sangat tegang sekali. Dan aku tidak menyia-nyiakan kesempatan yang pertama kali ini. “Teruskan Dian, remas yang kuat dan lebih kuat lagi.” Tak lama kemudian, tangan Rizal sudah berhasil membuka bajuku. Kebetulan saat itu aku memakai kemeja kancing depan. Sehingga tidak terlalu susah untuk membukanya. Kebetulan aku memakai BH yang dibuka dari depan.
Akhirnya tangan Rizal berhasil meremas Payudaraku yang pertama kali ini dipegang oleh seseorang yang baru kukenal. Rizal meremasnya dengan lembut sekali dan kadang kadang Rizal memegang puting payudaraku yang sudah keras. “Teruskan Zal, enak Banget..” tanpa kusadari aku pun sudah membuka reitsleting celananya, yang saat itu memakai celana kain. “Astaga,” pikirku sekali lagi, tanganku dibimbing Rizal untuk memasuki celana dalam yang dipakainya. tak lama kemudian aku sudah meremas-remas penis Rizal yang sangat besar. Kami saling menikmati keadaan di bioskop waktu itu. “Teruskan Zal, enak Banget..” Tidak terasa film yang kami tonton berlalu dengan cepat. Dan akhirnya kami keluar dengan perasaan kecewa.
“Kita langsung pulang ya Dian sudah malam,” pinta Rizal.
“Zal, sebenarnya aku belum mau pulang, lagian biasanya kakak-kakakku kalau malam mingguan pulangnya pukul 23:30 WIB, sekarang masih jam 10:15, kita keliling-keliling dulu ya.” bisikku mesra.
Sebenarnya ingin sekali mengulang apa yang sudah kami lakukan tadi di dalam bioskop Gumamku. Tetapi rasanya tidak enak jika aku mengatakan pada Rizal. Mudah-mudahan Rizal mengerti apa yang kuinginkan.
“Ya, sudah kita jalan-jalan ke senayan aja, sambil ngeliat orang-orang yang pada bingung juga,” balas Rizal dengan nada gembira. Sampai di senayan, Rizal memarkirkan mobilnya tepat di bawah pohon yang jauh dari mobil lainnya. Setelah Rizal menghentikan mobilnya, tiba-tiba Rizal langsung menarik wajahku dan mencium bibirku. Kelihatannya Rizal sangat bernafsu melihat bibirku. Sebenarnya inilah waktu yang kutunggu-tunggu. Kami saling melumat bibir dan permainan lidah yang kami lakukan membuat gairah kami tidak terbendung lagi.
Tiba-tiba Rizal melepaskan ciumannya. “Dian, aku ingin mencium payudaramu, bolehkan..” Tanpa bersuara sedikit pun aku membuka kancing kemejaku dan membuka kaitan BH yang kupakai. Terlihat lah payudaraku yang sedang mekar -mekarnya dan aku membiarkannya terpandang sangat luas di depan mata Rizal. kulihat Rizal Sangat memperhatikan bentuk bulatan yang ada di depan matanya. Memang Payudaraku belum begitu tumbuh secara keseluruhan, tetapi aku sudah tidak sabar lagi untuk dicium oleh seorang lelaki.
“Dian, apa ini baru pertama kali ada yang memegang dan menciumi payudaramu,” bisik Rizal.
“Iya, Say, baru kamu yang pertama kali, aku memberikan ke orang yang benar -benar aku Sayangin,” balasku manja.
Tak lama kemudian, Rizal dengan lembutnya menciumi Payudaraku dan memainkan lidahnya di puting payudaraku yang sedang keras. Aduh enak banget rasanya. Inilah waktu yang ku tunggu-tunggu dari dulu. Nafsuku langsung naik pada saat itu.
“Jangan berhenti Zal, teruskan ya… eeeennaaak buaangeett Zaal..” tanganku pun dibimbing Rizal untuk membuka reitsleting celananya. Aku membukanya. Lalu Rizal mengajak pindah tempat duduk, kami pun pindah di tempat duduk belakang. Sepertinya di belakang kami bisa dengan leluasa saling berpelukan. Baju kemejaku sudah dibuka oleh Rizal dan yang tertinggal hanyalah BH yang masih menggantung di lenganku. Reitsleting celana Rizal sudah terbuka dan tiba-tiba Rizal menurunkan celananya dan terlihat jelas ada tonjolan di dalam celana dalam Rizal. Rizal menurunkan celana dalamnya. Terlihat jelas banget kontol Rizal yang besar dan berwarna kecoklatan. Ditariknya tanganku untuk memegang kontolnya. Dan aku tidak melepaskan kesempatan itu. Rizal masih terus menjilati payudaraku dan sekali-kali Rizal menggigit puting payudaraku.
“ZZAaaaal, terussss kaaann yyaaaa… jilaaatt aah jaa Zaal, seeseesukaamu..” desahku tak karuan.
Sementara aku masih tetap memegang kontol Rizal. Sepertinya Rizal semakin bergairah dengan permainan seksnya. Akhirnya Rizal sudah tidak tahan lagi.
“Dian, kamu isap punyaku ya… mau nggak?”
“Isap bagaimana..”
“Tolong keluarin punyaku di mulutmu.”
Sebenarnya aku masih bingung, tapi karena penasaran apa yang Rizal Inginkan, maka aku menurut saja apa permintaannya. Rizal merubah posisi duduknya, Rizal menurunkan kepalaku hingga aku berhadapan langsung dengan Kontol Rizal.
“Zal, besar banget punyamu.”
“Langsung aja Dian, aku sudah tidak tahan..”
Aku langsung mengulum pelan-pelan kontol Rizal. Inilah pertama kali aku melihat, memegang dan mengisap dalam satu waktu. Aku menjilati dan kadang kutarik dalam mulutku kontol Rizal. Sekali-kali kujilati dengan lidahku. kadang juga kujilati dan kuisap buah peler Rizal. Aku memang menikmati yang namanya kontol. Mulai dari atas turun ke bawah. Dan kuulangi lagi seperti itu. Dan kepala kontol milik Rizal aku jilatin terus. Ah… benar-benar nikmat.
Sekitar lima menit aku menikmati permainan itu Rizal, tiba-tiba menahan kepalaku dan menyuruhku mengisap lebih kuat. “Terus Dian, jangan berhenti, terus isap yang kuat, aku sudah tidak tahan lagi..” Dan tidak lama setelah itu, Rizal mengerang keenakan dan tanpa sadar, keluar cairan berwarna putih dari kontol Rizal. Apakah ini yang namanya sperma, pikirku. Dalam keadaan masih keluar, aku tidak bisa melepaskan kontol Rizal dari mulutku, aku terus mengisap dan menyedot sperma yang keluar dari kontol Rizal. Ah… rasa dan aromanya membuatku ingin terus menikmati yang namanya sperma. Aku pun tidak bisa melepaskan kepalaku karena ditahan oleh Rizal. Aku terus melanjutkan isapanku dan aku hanya bisa melebarkan mulutku dan sebagian cairan yang keluar tertelan di mulutku. Rizal kelihatan sudah keenakan dan melepaskan tangannya dari kepalaku.
“Dian, aku sudah keluar banyak ya..”
“Banyak sekali Zal, aku tidak sanggup untuk menelan semuanya, karena aku belum biasa.”
“Tidak apa-apa Say..”ucap Rizal
Kemudian Rizal mengambil cairan yang terbuang di sekitar penisnya dan menaruh ke susuku. Aku pun memperhatikan kelakuan Rizal. Dan Rizal mengelus-elus Payudaraku. Akhirnya jam sudah pas jam 11 malam. aku pun diantar oleh Rizal tepat jam 11 lewat 35 menit. Karena besoknya kami berjanji akan ketemu lagi. Malamnya entah mengapa aku sangat sulit sekali tidur. Karena pengalamanku yang pertama membuatku penasaran, entah apa yang akan kulakukan lagi bersama Rizal esoknya., malam itu aku masih teringat akan kontol Rizal yang besar dan aroma sperma serta ingin rasanya aku menelan sekali lagi. Ingin cepat-cepat kuulangi lagi peristiwa malam itu.
Besoknya dengan alasan ada pertemuan panitia perpisahan, aku akhirnya bisa keluar rumah.Akhirnya sesuai jam yang sudah ditentukan, Rizal menjemputku dan membawaku ke suatu tempat yang masih teramat asing buatku.
“Tempat apa ini Zal,” tanyaku.
“Dian, ini tempat kencan, daripada kita kencan di mobil lebih bagus kita ke sini aja, dan lebih
aman dan pastinya lebih leluasa. Kamu mau.”
“Entahlah Zal, aku masih takut tempat seperti ini.”
“Kamu jangan takut, kita tidak keluar dari mobil. Kita langsung menuju kamar yang kita pesan.”
sampai di garasi mobil, kami keluar, dari garasi itu hanya ada satu pintu. Sepertinya pintu itu menuju ke kamar. Benar dugaanku. Pintu itu menuju ke kamar yang sudah dingin dan nyaman sekali, tidak seperti yang kubayangkan. Terlihat ada kulkas kecil, kamar mandi dengan shower, dan TV 21, dan tempat tidur untuk kapasitas dua orang.
“Dian, kita santai di sini aja ya… mungkin sampai sore atau kita pulang setelah magrib nanti, kamu mau..” tanya Rizal.
“Aku setuju saja Zal, terserah kamu.”
Setelah makan siang, kami ngobrol-ngobrol dan Rizal membaringkan badanku di tempat tidur. “Dian, kamu mau kan melakukannya sekali lagi untukku.” Aku setuju. Sebenarnya inilah yang membuatku berpikir malamnya apa yang akan kami lakukan berikutnya. Rizal berdiri di depanku, dan melepaskan kancing kemejanya satu persatu, dan membuka celana panjang yang dipakainya. Terlihat banget kalau dia sedang bernafsu dan sekarang lebih jelas lagi kontol Rizal daripada malam kemarin. Ternyata kontol Rizal lebih besar dari yang kubayangkan.
dalam sekejap Rizal sudah terlihat bugil di depanku. Rizal memelukku erat-erat dan membangunkanku dari tempat tidur. Sambil mencium bibirku, Rizal menarik ke atas baju kaos ketat yang kupakai. memelukku sambil melepaskan ikatan BH yang kupakai. berlahan" tangan Rizal mengelus susuku yang sudah keras lama -kelamaan tangan Rizal sudah mencapai reitstleting celanaku dan membuka celanaku. Dan menurunkan celana dalamku. Aku masih posisi berdiri, dan Rizal jongkok tepat di depan Memek ku. Rizal memandangku dari arah bawah. Sambil tangannya memeluk pahaku.
“Dian, bodi kamu sangat bagus.”
Rizal sekali lagi memperhatikan bulu-bulu yang tidak terlalu lebat dan menciumi aroma vaginaku.
“Dian, seandainya hari ini perawanmu hilang, kamu bagaimana.”
“Terserah kamu saja Zal, aku tidak peduli tentang perawanku, aku Hanya ingin menikmati hari ini, denganmu berdua, dan aku kepengen banget melakukannya denganmu..” Akhirnya aku pasrah apa yang dilakukan oleh Rizal. Kemudian Rizal meniduriku yang sudah tidak memakai apa-apa lagi. Kami sudah sama-sama bugil. Dan tidak ada batasan lagi antara kami. Rizal bebas menciumiku dan aku juga bebas menciumi Rizal. Kami melakukannya sama-sama dengan nafsu kami yang besar. Baru pertama kali aku melakukannya seperti hubungan suami istri.
Rizal menciumi seluruh tubuhku mulai dari atas turun ke bawah. Begitu bibir Rizal sampai di Memekku yang sudah basah dari tadi, aku merasakan Rizal Sedang membuka lebar Memekku dengan jari-jarinya. Ah… nikmat sekali. Seandainya aku tahu senikmat ini, ingin kulakukan dari dulu. Ternyata Rizal sedang menjilati klitorisku yang panjang dan lebar. Dengan permainan lidahnya di memekku dan tangan Rizal sambil meremas payudaraku dan memainkan putingku, aku menikmatinya. Sepertinya tidak kusia-siakan kenikmatan ini tiap detik. Rizal sekali-kali memasukan jarinya ke memekku dan memasukkan lidahnya ke memekku.
Akhirnya dengan nafsu yang sudah tidak bisa kutahan lagi, kukatakan pada Rizal. “Zal, masukkan punyamu ke punyaku ya… masukannya pelan -pelan,” pintaku. Rizal kemudian bangkit dari arah bawah. menciumi bibirku. “Dian, kamu sudah siap aku masukkan, apa kamu tidak menyesal nantinya.” “Tidak Say, aku tidak menyesal. Aku sudah siap melakukannya.”Lalu Rizal melebarkan kakiku dan terlihat jelas sekali kontol Rizal yang sangat besar sudah siap tempur untuk masuk ke memekku yang sudah basah sekali. Kubimbing torpedo Rizal agar tepat sasaran di memekku. Pertama-tama memang agak sakit, tetapi memekku sepertinya sudah tidak terasa lagi akan rasa sakit yang ada, lebih banyak nikmatnya yang kurasakan. Dengan dorongan pelan dan pelan sekali, akhirnya punya Rizal berhasil masuk ke dalam Goa kenikmatanku.
“Oh… enak sekali,” jeritku.
Terasa nikmat dan dinding memekku penuh dengan kontol besar punya Rizal. Dengan sekali tekan dan dorongan yang sangat keras dari kontol Rizal, membuat hari itu aku sudah tidak perawan lagi. Rizal membisikkan sesuatu di telingaku, “Dian, kamu sudah tidak perawan lagi.”
“Ngga apa-apa Zal, jangan dilepas dulu ya…”
“Terus Zal, goyang lebih kencang, Nikkmat bangget..” Dengan posisi aku di bawah, Rizal di atas, kami melakukannya lama sekali. Rizal terus menciumi susuku yang sudah keras, penis Rizal masih terbenam di vaginaku. Akhirnya puncak kenikmatanku yang pertama keluar juga.
“Rizal sepertinya aku sudah tidak tahan lagi… aku mau keluar.”
“Keluarin terus Dian, aku tidak akan melepaskan punyaku.”
“Rizal , aku tidak tahan lagi… a..ahh… aaahh.. aku keluar Rizal, aku keluar.. keluar Rizal..enaak sekali, jangan berhenti, teruskan… aaaa… aaaa..” Pada saat orgasme yang pertama, Rizal langsung menciumi bibirku. Oh… benar -benar luar biasa sekali enaknya.
Akhirnya aku menikmati kehangatan punya Rizal dan aku masih memeluk badan Rizal. Walaupun udara di kamar itu sangat dingin, tapi hawa yang kami keluarkan mengalahkan udara dingin.
“Dian, aku masih mau lagi, tidak akan kulepaskan… sekarang aku mau posisi enam sembilan. Kamu isap punyaku dan aku isap punyamu.”
Kemudian kami berubah posisi ke enam sembilan. Rizal bisa sangat jelas mengisap punyaku. Dan kelihatan kliotorisku yang sangat besar dan panjang.
“Dian punyamu lebar sekali.”
“Isap terus Rizal, aku ingin mengeluarkan sekali lagi dan berkali-kali.”
Aku terus mengisap punya Rizal sementara Rizal terus menjilati vaginaku dan kami melakukannyasangat lama sekali. Penis Rizal yang sudah sangat keras sekali membuatku bernafsu untuk melawannya. Dan permainan mulut Rizal di vaginaku juga membuatku benar-benar terangsang dan sepertinya saat-saat seperti ini tidak ingin kuakhiri.
“Rizal… aku mau keluar lagi… aku tidak tahan lagi honey…”
“Tahan sebentar Dian, aku juga mau keluar..”
Tiba-tiba Rizal langsung merubah posisi. Aku di bawah dan dia di atas. Dengan cepat Rizal melebarkan kakiku, dan oh.. ternyata Rizal ingin memasukkan penisnya ke vaginaku. Dan sekali lagi Rizal memasukkan penisnya ke vaginaku. Walaupun masih agak sulit, tapi akhirnya lorong kenikmatanku dapat dimasuki oleh penis Rizal yang besar. CeritaXxX – Rizal Yang Mendapatkan Perawan Dian di Hotel
“Dorong yang keras Rizal , lebih keras lagi,” desahku. Rizal menggoyangan badannya lebih cepat lagi.
“Iya Rizal , seperti itu… terus… aaa..aaa… enak sekali, aku mau melakukannya terusmenerus denganmu..”
“Dian, aku sudah tidak tahan lagi… aku mau keluar…”
“Aku juga Rizal , sedikit lagi, kita keluar sama -sama ya… aaa..”
“Dian … aku keluar..”
“Aku juga Rizal … aaa… aa… terasa Rizal , terasa sekali hangat spermamu..”
“Aduh, Dian … goyang terus Dian , punyaku lagi keluar…”
“Aduh Rizal … enak sekali…”
Bibirku langsung menciumi bibir Rizal yang lagi dipuncak kenikmatan. Tak lama kemudian kami sama-sama terdiam dan masih dalam kehangatan pelukan. Akhirnya kami mencapai kenikmatan yang luar biasa. Dan sama-sama mengalami kenikmatan yang tidak bisa diukur.
“Dian… spermaku sekarang ada di dalam punyamu.”
“Ia Rizal …”
Tidak lama kemudian, Rizal membersihkan cairan spermanya di vaginaku.
“Dian , kalo kamu hamil, aku mau bertanggungjawab.”
“Iya Rizal ..” jawabku singkat.
Akhirnya kami mandi sama-sama. Di kamar mandi kami melakukannya sekali lagi, dan aku mengalami kenikmatan sampai dua kali. Sekali keluar pada saat Rizal menjilati vaginaku dan sekali lagi pada saat Rizal memasukkan penisnya ke vaginaku. Rizal pun mengalami hal yang sama.
CeritaXxX– Rizal Yang Mendapatkan Perawan Dian di Hotel
Sorenya kami melakukannya sekali lagi. Kali melakukannya berulang kali. Dan istirahat kami hanya sebentar, tidak sampai satu jam kami sudah melakukannya lagi. Benar-benar luar biasa. Aku pun tidak tahu kenapa nafsuku begitu bergelora dan tidak mau berhenti. Kalau dihitunghitung dalam melakukan hubungan badan, aku sudah keluar 8 kali orgasme. Dan kalau hanya sekedar diisap oleh Rizal hanya 3 kali. Jadi sudah 11 kali aku keluar. Sementara Rizal sudah 7 kali.
Malamnya tepat jam 8.30 kami keluar dari penginapan. Padahal jika dipikir-pikir, hanya dalam waktu dua hari saja aku sudah melepaskan keperawananku ke seseorang. Dan sampai sekarang hubunganku dengan Rizal bukan sifatnya pacaran, tapi hanya bersifat untuk memuaskan nafsu saja. Dan, baru kali ini aku bisa merasakan tidur yang sangat pulas sesampainya di rumah. Besoknya aku harus sekolah seperti biasa dan tentunya dengan perasaan senang dan ingin melakukannya berkali-kali. Seperti biasa setiap tanggal 20, aku datang bulan. Dan kemarin (tanggal 20 Februari 2001) ini aku masih dapat. Aku langsung menelepon Rizal sepulang dari sekolah.
CeritaXxX – Rizal Yang Mendapatkan Perawan Dian di Hotel
“Rizal , aku dapat lagi, dan aku tidak hamil.”
“Iya Dian… syukurlah…”
“Rizal , aku ingin melakukannya sekali lagi, kamu mau Rizal ..”
Dan, ternyata kami bisa melakukannya di mana saja. Kadang aku mengisap penis Rizal sambil Rizal menyetir mobil yang lagi di jalan tol. Dan setelah cairan sperma Rizal keluar yang tentunya semua kutelan, karena sudah biasa, setelah itu tangan Rizal memainkan vaginaku. Kadang juga sebelum pulang aku tidak lagi mencium bibir Rizal, tapi aku mengisap kepunyaan Rizal sebelum turun dari mobil, hanya sekitar 2 menit, Rizal sudah keluar. Dan aku masuk rumah masih ada sisa-sisa aroma sperma di mulutku. Di tiap pertemuan kami berdua selalu saling mengeluarkan. Jika kami ingin melakukan hubungan badan, biasanya kami menyewa penginapan dari siang sampai sore dan hanya dilakukan tiap hari sabtu karena pada saat itu sepulang sekolah Rizal langsung mengajakku ke penginapan.
Oh ya, sampai lupa memperkenalkan diri. Perkenalkan nama panggilanku Dian. Aku Masih berusia 17 tahun (SMA kelas III).aku lumayan Tinggi sekitar 170 cm dan warna kulitku Putih bersih. Rambutku
sebahu, dan dadaku tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil juga. Sangat sesuai degan tinggi dan berat badanku. banyak orang bilang aku sangat cocok untuk seorang model. Dan aku belum memiliki pacar. Aku anak ke 2 dari 3 bersaudara dan semua perempuan. kakakku sudah mempunyai pacar, kecuali adikku kecil kelas dua SMP.
Akhirnya pada saat waktu istirahat siang, ini pertama kalinya kami mengobrol. ketika kenalan kami sempat menukar nomor telepon rumah. Kurang lebih tiga hari kemudian, Rizal menelpon ke rumahku.
“Hallo selamat sore, bisa berbicara dengan Dian, ini dari Rizal.”
“Ada apa, kok tumben mau nelpon ke sini, aku pikir sudah lupa.”
“Bagaimana kabar kamu, mana mungkin aku lupa. Hmm, Dian ada acara nggak malam minggu ini?
Aku sempat kaget Rizal mengajakku keluar malam minggu ini. Padahal baru beberapa hari ini kenalan tetapi dia sudah berani mengajakku keluar. Ah, biarlah, cowok ini memang idamanku kok.
“Hmmm… belum tau, mungkin nggak ada, dan mungkin juga ada,” jawabku.
“Kok bisa begitu,” balas Rizal.
“Ya, kalaupun ada bisa dibatalin seandainya kamu ngajak keluar, tapi kamu batalin acaranya aku tidak bakalan terima telpon dari kamu lagi,” balasku.
“Ooo begitu, kalau gitu aku langsung jemput ke rumahmu, sabtu sore, kita jalan-jalan aja. Di mana alamat rumahmu.”
Kemudian aku memberikan alamat rumahku di daerah Maruya. Dan ternyata rumah Rizal tidak begitu jauh dari rumahku. Ya, untuk seukuran Jakarta, segala sesuatunya dihitung dengan waktu bukan jarak.
hari sabtu pun telah tiba di saat sore hari, Rizal datang dengan Mobil dan parkir tepat di depan rumahku. Setelah setengah jam di rumah, ngobrol -ngobrol dan pamitan dengan orang rumah, akhirnya kami meninggalkan rumah dan belum tahu mau menuju ke mana. Di dalam mobil kami berdua, berbicara sambil ketawa-ketawa dan tiba-tiba Rizal menghentikan mobilnya tepat di lapangan tenis yang ada di kawasan Jakarta Barat.
“Dian, kamu terlihat lebih cantik hari ini, boleh aku mencium kamu,” bisik Rizal mesra.
“Zal, apa kita baru aja kenalan, dan kamu belum tau siapa aku dan aku juga belum tau siapa kamu sebenarnya, jangan-jangan kamu sudah punya pacar.”
“Kalo aku sudah punya pacar, sudah pasti malam minggu ini aku ke tempat pacarku.”
“Zal, terus terang semenjak pertama kali melihat kamu aku langsung tertarik.”
Tiba-tiba tangan Rizal memegang tanganku dan meremasnya kuat -kuat.”Aku juga Dian, begitu melihat kamu langsung tertarik.”
Dan Rizal menarik tanganku Sampai badanku ikut tertarik, lalu Rizal memelukku erat-erat dan mencium rambutku hingga telingaku. Aku merinding dan tiba-tiba tanpa kusadari bibir Rizal sudah ada di depan mataku. Dan berlahan Rizal mencium bibirku. Pertama-tama, sempat kulepaskan. Karena inilah pertama kali aku dicium seorang laki-laki. Dan tanpa pikir panjang lagi, aku yang langsung menarik badan Rizal dan mencium bibirnya. Ciuman Rizal sepertinya sudah sangat ahli dan membuatku begitu bernafsu untuk menarik lidahnya. Oh.. betapa nikmatnya malam ini. Dan, lama-kelamaan tangan Rizal mulai meraba sekitar dadaku.
“Jangan Zal, aku tidak mau secepat ini, lagi pula kita melakukannya di pinggir jalan, aku malu Zal” jawabku.
Sebenarnya aku ingin dadaku diremas oleh Rizal karena aku sudah mengidam-idamkan dan sudah membayangkan apa yang akan terjadi berikutnya.
“Dian, bagaimana kalau kita nonton aja. Sekarang masih jam setengah delapan dan film masih ada kok.”
Akhirnya aku setuju. Di dalam bioskop kami mencari tempat posisi yang paling bawah. Rizal sepertinya sudah sangat pengalaman dalam memilih tempat duduk. Dan begitu film diputar, Rizal langsung melumat bibirku yang tipis. Lidah kami saling beradu dan aku membiarkan tangan Rizal meraba di daerah payudaraku. Walaupun masih ditutupi dengan baju.
Tiba-tiba Rizal membisikkan sesuatu di telingaku, “Dian, kamu membuat nafsuku naik.”
“Aku juga Zal,” balasku manja.
Dan Rizal menarik tanganku dan mengarahkan tanganku ke arah kontolnya. “Astaga,” pikirku. Ternyata diluar dugaanku, kontol Rizal sudah sangat tegang sekali. Dan aku tidak menyia-nyiakan kesempatan yang pertama kali ini. “Teruskan Dian, remas yang kuat dan lebih kuat lagi.” Tak lama kemudian, tangan Rizal sudah berhasil membuka bajuku. Kebetulan saat itu aku memakai kemeja kancing depan. Sehingga tidak terlalu susah untuk membukanya. Kebetulan aku memakai BH yang dibuka dari depan.
Akhirnya tangan Rizal berhasil meremas Payudaraku yang pertama kali ini dipegang oleh seseorang yang baru kukenal. Rizal meremasnya dengan lembut sekali dan kadang kadang Rizal memegang puting payudaraku yang sudah keras. “Teruskan Zal, enak Banget..” tanpa kusadari aku pun sudah membuka reitsleting celananya, yang saat itu memakai celana kain. “Astaga,” pikirku sekali lagi, tanganku dibimbing Rizal untuk memasuki celana dalam yang dipakainya. tak lama kemudian aku sudah meremas-remas penis Rizal yang sangat besar. Kami saling menikmati keadaan di bioskop waktu itu. “Teruskan Zal, enak Banget..” Tidak terasa film yang kami tonton berlalu dengan cepat. Dan akhirnya kami keluar dengan perasaan kecewa.
“Kita langsung pulang ya Dian sudah malam,” pinta Rizal.
“Zal, sebenarnya aku belum mau pulang, lagian biasanya kakak-kakakku kalau malam mingguan pulangnya pukul 23:30 WIB, sekarang masih jam 10:15, kita keliling-keliling dulu ya.” bisikku mesra.
Sebenarnya ingin sekali mengulang apa yang sudah kami lakukan tadi di dalam bioskop Gumamku. Tetapi rasanya tidak enak jika aku mengatakan pada Rizal. Mudah-mudahan Rizal mengerti apa yang kuinginkan.
“Ya, sudah kita jalan-jalan ke senayan aja, sambil ngeliat orang-orang yang pada bingung juga,” balas Rizal dengan nada gembira. Sampai di senayan, Rizal memarkirkan mobilnya tepat di bawah pohon yang jauh dari mobil lainnya. Setelah Rizal menghentikan mobilnya, tiba-tiba Rizal langsung menarik wajahku dan mencium bibirku. Kelihatannya Rizal sangat bernafsu melihat bibirku. Sebenarnya inilah waktu yang kutunggu-tunggu. Kami saling melumat bibir dan permainan lidah yang kami lakukan membuat gairah kami tidak terbendung lagi.
Tiba-tiba Rizal melepaskan ciumannya. “Dian, aku ingin mencium payudaramu, bolehkan..” Tanpa bersuara sedikit pun aku membuka kancing kemejaku dan membuka kaitan BH yang kupakai. Terlihat lah payudaraku yang sedang mekar -mekarnya dan aku membiarkannya terpandang sangat luas di depan mata Rizal. kulihat Rizal Sangat memperhatikan bentuk bulatan yang ada di depan matanya. Memang Payudaraku belum begitu tumbuh secara keseluruhan, tetapi aku sudah tidak sabar lagi untuk dicium oleh seorang lelaki.
“Dian, apa ini baru pertama kali ada yang memegang dan menciumi payudaramu,” bisik Rizal.
“Iya, Say, baru kamu yang pertama kali, aku memberikan ke orang yang benar -benar aku Sayangin,” balasku manja.
Tak lama kemudian, Rizal dengan lembutnya menciumi Payudaraku dan memainkan lidahnya di puting payudaraku yang sedang keras. Aduh enak banget rasanya. Inilah waktu yang ku tunggu-tunggu dari dulu. Nafsuku langsung naik pada saat itu.
“Jangan berhenti Zal, teruskan ya… eeeennaaak buaangeett Zaal..” tanganku pun dibimbing Rizal untuk membuka reitsleting celananya. Aku membukanya. Lalu Rizal mengajak pindah tempat duduk, kami pun pindah di tempat duduk belakang. Sepertinya di belakang kami bisa dengan leluasa saling berpelukan. Baju kemejaku sudah dibuka oleh Rizal dan yang tertinggal hanyalah BH yang masih menggantung di lenganku. Reitsleting celana Rizal sudah terbuka dan tiba-tiba Rizal menurunkan celananya dan terlihat jelas ada tonjolan di dalam celana dalam Rizal. Rizal menurunkan celana dalamnya. Terlihat jelas banget kontol Rizal yang besar dan berwarna kecoklatan. Ditariknya tanganku untuk memegang kontolnya. Dan aku tidak melepaskan kesempatan itu. Rizal masih terus menjilati payudaraku dan sekali-kali Rizal menggigit puting payudaraku.
“ZZAaaaal, terussss kaaann yyaaaa… jilaaatt aah jaa Zaal, seeseesukaamu..” desahku tak karuan.
Sementara aku masih tetap memegang kontol Rizal. Sepertinya Rizal semakin bergairah dengan permainan seksnya. Akhirnya Rizal sudah tidak tahan lagi.
“Dian, kamu isap punyaku ya… mau nggak?”
“Isap bagaimana..”
“Tolong keluarin punyaku di mulutmu.”
Sebenarnya aku masih bingung, tapi karena penasaran apa yang Rizal Inginkan, maka aku menurut saja apa permintaannya. Rizal merubah posisi duduknya, Rizal menurunkan kepalaku hingga aku berhadapan langsung dengan Kontol Rizal.
“Zal, besar banget punyamu.”
“Langsung aja Dian, aku sudah tidak tahan..”
Aku langsung mengulum pelan-pelan kontol Rizal. Inilah pertama kali aku melihat, memegang dan mengisap dalam satu waktu. Aku menjilati dan kadang kutarik dalam mulutku kontol Rizal. Sekali-kali kujilati dengan lidahku. kadang juga kujilati dan kuisap buah peler Rizal. Aku memang menikmati yang namanya kontol. Mulai dari atas turun ke bawah. Dan kuulangi lagi seperti itu. Dan kepala kontol milik Rizal aku jilatin terus. Ah… benar-benar nikmat.
Sekitar lima menit aku menikmati permainan itu Rizal, tiba-tiba menahan kepalaku dan menyuruhku mengisap lebih kuat. “Terus Dian, jangan berhenti, terus isap yang kuat, aku sudah tidak tahan lagi..” Dan tidak lama setelah itu, Rizal mengerang keenakan dan tanpa sadar, keluar cairan berwarna putih dari kontol Rizal. Apakah ini yang namanya sperma, pikirku. Dalam keadaan masih keluar, aku tidak bisa melepaskan kontol Rizal dari mulutku, aku terus mengisap dan menyedot sperma yang keluar dari kontol Rizal. Ah… rasa dan aromanya membuatku ingin terus menikmati yang namanya sperma. Aku pun tidak bisa melepaskan kepalaku karena ditahan oleh Rizal. Aku terus melanjutkan isapanku dan aku hanya bisa melebarkan mulutku dan sebagian cairan yang keluar tertelan di mulutku. Rizal kelihatan sudah keenakan dan melepaskan tangannya dari kepalaku.
“Dian, aku sudah keluar banyak ya..”
“Banyak sekali Zal, aku tidak sanggup untuk menelan semuanya, karena aku belum biasa.”
“Tidak apa-apa Say..”ucap Rizal
Kemudian Rizal mengambil cairan yang terbuang di sekitar penisnya dan menaruh ke susuku. Aku pun memperhatikan kelakuan Rizal. Dan Rizal mengelus-elus Payudaraku. Akhirnya jam sudah pas jam 11 malam. aku pun diantar oleh Rizal tepat jam 11 lewat 35 menit. Karena besoknya kami berjanji akan ketemu lagi. Malamnya entah mengapa aku sangat sulit sekali tidur. Karena pengalamanku yang pertama membuatku penasaran, entah apa yang akan kulakukan lagi bersama Rizal esoknya., malam itu aku masih teringat akan kontol Rizal yang besar dan aroma sperma serta ingin rasanya aku menelan sekali lagi. Ingin cepat-cepat kuulangi lagi peristiwa malam itu.
Besoknya dengan alasan ada pertemuan panitia perpisahan, aku akhirnya bisa keluar rumah.Akhirnya sesuai jam yang sudah ditentukan, Rizal menjemputku dan membawaku ke suatu tempat yang masih teramat asing buatku.
“Tempat apa ini Zal,” tanyaku.
“Dian, ini tempat kencan, daripada kita kencan di mobil lebih bagus kita ke sini aja, dan lebih
aman dan pastinya lebih leluasa. Kamu mau.”
“Entahlah Zal, aku masih takut tempat seperti ini.”
“Kamu jangan takut, kita tidak keluar dari mobil. Kita langsung menuju kamar yang kita pesan.”
sampai di garasi mobil, kami keluar, dari garasi itu hanya ada satu pintu. Sepertinya pintu itu menuju ke kamar. Benar dugaanku. Pintu itu menuju ke kamar yang sudah dingin dan nyaman sekali, tidak seperti yang kubayangkan. Terlihat ada kulkas kecil, kamar mandi dengan shower, dan TV 21, dan tempat tidur untuk kapasitas dua orang.
“Dian, kita santai di sini aja ya… mungkin sampai sore atau kita pulang setelah magrib nanti, kamu mau..” tanya Rizal.
“Aku setuju saja Zal, terserah kamu.”
Setelah makan siang, kami ngobrol-ngobrol dan Rizal membaringkan badanku di tempat tidur. “Dian, kamu mau kan melakukannya sekali lagi untukku.” Aku setuju. Sebenarnya inilah yang membuatku berpikir malamnya apa yang akan kami lakukan berikutnya. Rizal berdiri di depanku, dan melepaskan kancing kemejanya satu persatu, dan membuka celana panjang yang dipakainya. Terlihat banget kalau dia sedang bernafsu dan sekarang lebih jelas lagi kontol Rizal daripada malam kemarin. Ternyata kontol Rizal lebih besar dari yang kubayangkan.
dalam sekejap Rizal sudah terlihat bugil di depanku. Rizal memelukku erat-erat dan membangunkanku dari tempat tidur. Sambil mencium bibirku, Rizal menarik ke atas baju kaos ketat yang kupakai. memelukku sambil melepaskan ikatan BH yang kupakai. berlahan" tangan Rizal mengelus susuku yang sudah keras lama -kelamaan tangan Rizal sudah mencapai reitstleting celanaku dan membuka celanaku. Dan menurunkan celana dalamku. Aku masih posisi berdiri, dan Rizal jongkok tepat di depan Memek ku. Rizal memandangku dari arah bawah. Sambil tangannya memeluk pahaku.
“Dian, bodi kamu sangat bagus.”
Rizal sekali lagi memperhatikan bulu-bulu yang tidak terlalu lebat dan menciumi aroma vaginaku.
“Dian, seandainya hari ini perawanmu hilang, kamu bagaimana.”
“Terserah kamu saja Zal, aku tidak peduli tentang perawanku, aku Hanya ingin menikmati hari ini, denganmu berdua, dan aku kepengen banget melakukannya denganmu..” Akhirnya aku pasrah apa yang dilakukan oleh Rizal. Kemudian Rizal meniduriku yang sudah tidak memakai apa-apa lagi. Kami sudah sama-sama bugil. Dan tidak ada batasan lagi antara kami. Rizal bebas menciumiku dan aku juga bebas menciumi Rizal. Kami melakukannya sama-sama dengan nafsu kami yang besar. Baru pertama kali aku melakukannya seperti hubungan suami istri.
Rizal menciumi seluruh tubuhku mulai dari atas turun ke bawah. Begitu bibir Rizal sampai di Memekku yang sudah basah dari tadi, aku merasakan Rizal Sedang membuka lebar Memekku dengan jari-jarinya. Ah… nikmat sekali. Seandainya aku tahu senikmat ini, ingin kulakukan dari dulu. Ternyata Rizal sedang menjilati klitorisku yang panjang dan lebar. Dengan permainan lidahnya di memekku dan tangan Rizal sambil meremas payudaraku dan memainkan putingku, aku menikmatinya. Sepertinya tidak kusia-siakan kenikmatan ini tiap detik. Rizal sekali-kali memasukan jarinya ke memekku dan memasukkan lidahnya ke memekku.
Akhirnya dengan nafsu yang sudah tidak bisa kutahan lagi, kukatakan pada Rizal. “Zal, masukkan punyamu ke punyaku ya… masukannya pelan -pelan,” pintaku. Rizal kemudian bangkit dari arah bawah. menciumi bibirku. “Dian, kamu sudah siap aku masukkan, apa kamu tidak menyesal nantinya.” “Tidak Say, aku tidak menyesal. Aku sudah siap melakukannya.”Lalu Rizal melebarkan kakiku dan terlihat jelas sekali kontol Rizal yang sangat besar sudah siap tempur untuk masuk ke memekku yang sudah basah sekali. Kubimbing torpedo Rizal agar tepat sasaran di memekku. Pertama-tama memang agak sakit, tetapi memekku sepertinya sudah tidak terasa lagi akan rasa sakit yang ada, lebih banyak nikmatnya yang kurasakan. Dengan dorongan pelan dan pelan sekali, akhirnya punya Rizal berhasil masuk ke dalam Goa kenikmatanku.
“Oh… enak sekali,” jeritku.
Terasa nikmat dan dinding memekku penuh dengan kontol besar punya Rizal. Dengan sekali tekan dan dorongan yang sangat keras dari kontol Rizal, membuat hari itu aku sudah tidak perawan lagi. Rizal membisikkan sesuatu di telingaku, “Dian, kamu sudah tidak perawan lagi.”
“Ngga apa-apa Zal, jangan dilepas dulu ya…”
“Terus Zal, goyang lebih kencang, Nikkmat bangget..” Dengan posisi aku di bawah, Rizal di atas, kami melakukannya lama sekali. Rizal terus menciumi susuku yang sudah keras, penis Rizal masih terbenam di vaginaku. Akhirnya puncak kenikmatanku yang pertama keluar juga.
“Rizal sepertinya aku sudah tidak tahan lagi… aku mau keluar.”
“Keluarin terus Dian, aku tidak akan melepaskan punyaku.”
“Rizal , aku tidak tahan lagi… a..ahh… aaahh.. aku keluar Rizal, aku keluar.. keluar Rizal..enaak sekali, jangan berhenti, teruskan… aaaa… aaaa..” Pada saat orgasme yang pertama, Rizal langsung menciumi bibirku. Oh… benar -benar luar biasa sekali enaknya.
Akhirnya aku menikmati kehangatan punya Rizal dan aku masih memeluk badan Rizal. Walaupun udara di kamar itu sangat dingin, tapi hawa yang kami keluarkan mengalahkan udara dingin.
“Dian, aku masih mau lagi, tidak akan kulepaskan… sekarang aku mau posisi enam sembilan. Kamu isap punyaku dan aku isap punyamu.”
Kemudian kami berubah posisi ke enam sembilan. Rizal bisa sangat jelas mengisap punyaku. Dan kelihatan kliotorisku yang sangat besar dan panjang.
“Dian punyamu lebar sekali.”
“Isap terus Rizal, aku ingin mengeluarkan sekali lagi dan berkali-kali.”
Aku terus mengisap punya Rizal sementara Rizal terus menjilati vaginaku dan kami melakukannyasangat lama sekali. Penis Rizal yang sudah sangat keras sekali membuatku bernafsu untuk melawannya. Dan permainan mulut Rizal di vaginaku juga membuatku benar-benar terangsang dan sepertinya saat-saat seperti ini tidak ingin kuakhiri.
“Rizal… aku mau keluar lagi… aku tidak tahan lagi honey…”
“Tahan sebentar Dian, aku juga mau keluar..”
Tiba-tiba Rizal langsung merubah posisi. Aku di bawah dan dia di atas. Dengan cepat Rizal melebarkan kakiku, dan oh.. ternyata Rizal ingin memasukkan penisnya ke vaginaku. Dan sekali lagi Rizal memasukkan penisnya ke vaginaku. Walaupun masih agak sulit, tapi akhirnya lorong kenikmatanku dapat dimasuki oleh penis Rizal yang besar. CeritaXxX – Rizal Yang Mendapatkan Perawan Dian di Hotel
“Dorong yang keras Rizal , lebih keras lagi,” desahku. Rizal menggoyangan badannya lebih cepat lagi.
“Iya Rizal , seperti itu… terus… aaa..aaa… enak sekali, aku mau melakukannya terusmenerus denganmu..”
“Dian, aku sudah tidak tahan lagi… aku mau keluar…”
“Aku juga Rizal , sedikit lagi, kita keluar sama -sama ya… aaa..”
“Dian … aku keluar..”
“Aku juga Rizal … aaa… aa… terasa Rizal , terasa sekali hangat spermamu..”
“Aduh, Dian … goyang terus Dian , punyaku lagi keluar…”
“Aduh Rizal … enak sekali…”
Bibirku langsung menciumi bibir Rizal yang lagi dipuncak kenikmatan. Tak lama kemudian kami sama-sama terdiam dan masih dalam kehangatan pelukan. Akhirnya kami mencapai kenikmatan yang luar biasa. Dan sama-sama mengalami kenikmatan yang tidak bisa diukur.
“Dian… spermaku sekarang ada di dalam punyamu.”
“Ia Rizal …”
Tidak lama kemudian, Rizal membersihkan cairan spermanya di vaginaku.
“Dian , kalo kamu hamil, aku mau bertanggungjawab.”
“Iya Rizal ..” jawabku singkat.
Akhirnya kami mandi sama-sama. Di kamar mandi kami melakukannya sekali lagi, dan aku mengalami kenikmatan sampai dua kali. Sekali keluar pada saat Rizal menjilati vaginaku dan sekali lagi pada saat Rizal memasukkan penisnya ke vaginaku. Rizal pun mengalami hal yang sama.
CeritaXxX– Rizal Yang Mendapatkan Perawan Dian di Hotel
Sorenya kami melakukannya sekali lagi. Kali melakukannya berulang kali. Dan istirahat kami hanya sebentar, tidak sampai satu jam kami sudah melakukannya lagi. Benar-benar luar biasa. Aku pun tidak tahu kenapa nafsuku begitu bergelora dan tidak mau berhenti. Kalau dihitunghitung dalam melakukan hubungan badan, aku sudah keluar 8 kali orgasme. Dan kalau hanya sekedar diisap oleh Rizal hanya 3 kali. Jadi sudah 11 kali aku keluar. Sementara Rizal sudah 7 kali.
Malamnya tepat jam 8.30 kami keluar dari penginapan. Padahal jika dipikir-pikir, hanya dalam waktu dua hari saja aku sudah melepaskan keperawananku ke seseorang. Dan sampai sekarang hubunganku dengan Rizal bukan sifatnya pacaran, tapi hanya bersifat untuk memuaskan nafsu saja. Dan, baru kali ini aku bisa merasakan tidur yang sangat pulas sesampainya di rumah. Besoknya aku harus sekolah seperti biasa dan tentunya dengan perasaan senang dan ingin melakukannya berkali-kali. Seperti biasa setiap tanggal 20, aku datang bulan. Dan kemarin (tanggal 20 Februari 2001) ini aku masih dapat. Aku langsung menelepon Rizal sepulang dari sekolah.
CeritaXxX – Rizal Yang Mendapatkan Perawan Dian di Hotel
“Rizal , aku dapat lagi, dan aku tidak hamil.”
“Iya Dian… syukurlah…”
“Rizal , aku ingin melakukannya sekali lagi, kamu mau Rizal ..”
Dan, ternyata kami bisa melakukannya di mana saja. Kadang aku mengisap penis Rizal sambil Rizal menyetir mobil yang lagi di jalan tol. Dan setelah cairan sperma Rizal keluar yang tentunya semua kutelan, karena sudah biasa, setelah itu tangan Rizal memainkan vaginaku. Kadang juga sebelum pulang aku tidak lagi mencium bibir Rizal, tapi aku mengisap kepunyaan Rizal sebelum turun dari mobil, hanya sekitar 2 menit, Rizal sudah keluar. Dan aku masuk rumah masih ada sisa-sisa aroma sperma di mulutku. Di tiap pertemuan kami berdua selalu saling mengeluarkan. Jika kami ingin melakukan hubungan badan, biasanya kami menyewa penginapan dari siang sampai sore dan hanya dilakukan tiap hari sabtu karena pada saat itu sepulang sekolah Rizal langsung mengajakku ke penginapan.
Domino QQ | Domino 99 | Capsa Susun | Adu Q | Sakong Online | Bandar Poker | Bandar Q | Poker Online
Rizal Yang Mendapatkan Perawan Dian di Hotel
Reviewed by linda
on
17.48
Rating:
Tidak ada komentar
Posting Komentar