Image and video hosting by TinyPic

Pelajaran Dari Dockter Cantik

CeritaXxX26.Blogspot.Com


CeritaXxX - Terserah kalian percaya atau tidak, namun kisah ini benar-benar terjadi. Saat itu kalau tidak salah sekitar akhir tahun 2000 yang lalu, Ketika aku diharuskan melakukan medical check up di sebuah klinik kesehatan di Kawasan Malang, untuk memenuhi persyaratan Supaya diterima bekerja di sebuah perusahaan dan kebetulan aku juga diajak teman aku untuk mengikuti program asuransi jiwa karena dia adalah agen dari salah satu perusahaan terkenal di Indonesia, jika tidak salah nama perusahaannya adalah *******al.

Sebenarnya aku sangat males melakukan medical check up ini. Pasti lagi-lagi hanya cek darah, air seni, dan kotoran saja. Kemudian diperiksa oleh dokter memakai stetoskop untuk menyakinkan jika aku terkena penyakit atau tidak. Itu saja menurut aku, tidak ada yang lain. Dokter yang akan memeriksa aku paling-paling juga dokter cowok, mana sudah tua lagi.

Dengan menarik nafas kesal, aku memandangi sekeliling aku. Tahu-tahu mata aku tertuju pada seorang wanita yang baru saja masuk ke dalam klinik tersebut. Amboi, cantik juga dia. Aku perkirakan usianya kurang lebih 30 tahun. Tetapi alamak, tubuhnya seperti Gadis ABG. Kencang dan padat. Payudaranya yang membusung cukup besar itu terlihat semakin menonjol di balik kaos oblong ketat yang ia kenakan. Gumpalan pantatnya di balik celana jeans-nya yang juga sangat ketat, membangkitkan selera. Batinku, coba dokternya dia ya. Tidak apa-apa deh kalau harus diperiksa berjam-jam olehnya. Akan tetapi karena rasa boring yang sudah menjadi-jadi, aku tidak memperhatikan wanita itu lagi. Aku kembali tenggelam dalam lamunan yang tak pasti arahnya.

“Mas, silakan masuk. Itu dokternya sudah datang.” Petugas di loket pendaftaran membuyarkan lamunan aku. Saat itu aku sudah ingin memutuskan untuk pulang ke rumah, mengingat waktu sudah berlalu limabelas menit. Dengan males-malesan aku bangkit dari tempat duduk dan berjalan masuk ke ruang periksa dokter.

“Selamat malam”, suara lembut menyapa ketika aku membuka pintu ruang periksa dan masuk ke dalam. Aku melihat ke arah suara yang amat menyejukkan hati itu. Aku terpesona, ternyata dokter yang akan memeriksa aku adalah wanita cantik yang tadi sempat aku perhatikan sejenak. Seketika itu juga aku menjadi bersemangat kembali.
“Selamat malam, Dok”, sahut aku. Ia tersenyum. Aah, luluhlah hati aku karena senyumannya ini yang semakin membuatnya semakin cantik.
“Oke, sekarang coba kamu buka kaos kamu dan berbaring di sana”, ucap sang dokter sambil menunjuk ke arah tempat tidur yang ada di sudut ruang periksa tersebut.

Aku pun menurut. Setelah melepaskan kaos oblong, aku membaringkan diri di tempat tidur. Dokter yang ternyata bernama Dokter  Dona itu menghampiri aku dengan berkalungkan stetoskop di lehernya yang jenjang dan putih.
“Kamu pernah menderita penyakit berat? Tipus? Lever atau yang lainnya?” Tanyanya. Aku menggeleng.

“Sekarang coba kamu tarik nafas lalu hembuskan, begitu berulang-ulang ya.” Dengan stetoskopnya, Dokter Dona memeriksa tubuh aku. Ketika stetoskopnya yang dingin itu menyentuh dada aku, seketika itu juga suatu aliran aneh menjalar di tubuh aku. Tanpa aku sadari, aku rasakan, batang kemaluan aku mulai menegang. Aku menjadi gugup, takut kalau Dokter Dona tahu. Tapi untung Dia tidak memperhatikan gerakan di balik celana aku. Tetapi setiap sentuhan stetoskopnya, apalagi setelah tangannya menekan-nekan ulu hati aku untuk memeriksa apakah bagian tersebut terasa sakit atau tidak, semakin membuat Penis ku bertambah tegak lagi, sehingga cukup menonjol di balik celana panjang aku.

“Wah, kamu kenapa ni? Kok itu kamu berdiri? Terangsang aku ya?” Mati deh! Ternyata Dokter Dona mengetahui apa yang terjadi di selangkangan aku. Aduh! Muka ini rasanya malu banget. Malu banget!
“Nah, coba kamu lepas celana panjang dan celana dalam kamu. Aku mau periksa kamu menderita hernia atau tidak.” Nah lho! Kok jadi begini?! Tapi aku menurut saja. Aku lepaskan seluruh celana aku, sehingga aku telanjang bulat di depan Dokter Dona yang bagaikan bidadari itu.
Gila! Dokter Dona tertawa melihat Penisku yang mengeras itu. Penis aku itu memang tidak terlalu panjang dan besar, malah termasuk berukuran kecil. Namun jika sudah menegang seperti saat itu, menjadi cukup menonjol.

“Uh, burung kamu biar kecil tapi bisa tegang juga”, ucap Dokter Dona terasa mengelus Penisku dengan tangannya yang halus. Wajah aku menjadi bersemu merah dibuatnya, sementara tanpa dapat dicegah lagi, Penisku semakin bertambah tegang tersentuh tangan Dokter Dona. Dokter Dona masih mengelus-elus dan mengusap-usap Penis ku itu dari pangkal sampai ke ujung, juga meremas-remas Penisku.

“Mmm.. Kamu pernah bermain?” Aku menggeleng. Jangankan pernah bermain. Baru kali ini aku telanjang di depan seorang wanita! Mana cantik dan motok lagi!

“Aahh..” Aku mendesah Saat mulut Dokter Dona mulai mengulum Penisku. Lalu dengan lidahnya yang kelihatannya sudah pengalaman digelitiknya ujung Penis aku itu, membuat aku menggerinjal-gerinjal. Seluruh Penis ku sudah hampir masuk ke dalam mulut Dokter Dona yang cantik itu. Dengan bertubi-tubi disedot-sedotnya Penisku. Terasa geli dan sangat nikmat sekali. Baru kali ini aku merasakan kenikmatan yang Tiada duanys seperti ini.

Dokter Dona segera melanjutkan permainannya. Ia memasukkan dan mengeluarkan Penisku dari dalam mulutnya berulang-ulang. Gesekan-gesekan antara batang kemaluan aku dengan dinding mulutnya yang basah membangkitkan kenikmatan tersendiri bagiku.
“Auuh.. Aaahh..” Akhirnya aku sudah tidak tahan lagi. Kemaluan aku menyemprotkan cairan Sperma ke dalam mulut Dokter Dona. Bagai kehausan, Dokter S meneguk semua cairan sperma tersebut sampai habis.
“Duh, masa baru begitu saja kamu sudah keluar.” Dokter Dona meledek aku yang baru bermain oral saja sudah mencapai klimaks.

“Dok.. Aku kan.. baru pertama kali.. melakukan ini..” jawab aku terengah-engah.
Dokter Dona tidak menjawab. Ia melepas kan jas dokternya dan menyampirkannya di gantungan baju di dekat pintu. Kemudian ia melepaskan kaos oblong yang dikenakannya, juga celana jeans-nya. Mata aku langsung saja melotot memandangi payudaranya yang montok itu terlihat seperti sudah tidak sabar ingin mencelat keluar dari balik BH-nya yang halus. Mata aku terasa mau melompat keluar sewaktu Dokter Dona mencopot BH-nya dan melepaskan celana dalamnya. Astaga! Baru sekarang aku pernah melihat payudara sebesar ini. Sungguh besar Tetapi terawat dan padat. Tidak ada tanda-tanda kendor atau lipatan-lipatan lemak di tubuhnya. Demikian juga pantatnya. Masih menggumpal bulat yang montok dan kenyal. Benar-benar tubuh paling sempurna yang pernah aku lihat seumur hidupku. Aku rasakan Penisku mulai bangkit kembali menyaksikan pemandangan yang Sangat indah ini.



Dokter Dona kembali menghampiri aku. Ia menyodorkan payudaranya yang menggantung kenyal ke wajah aku. Tanpa mau membuang waktu, aku langsung menerima pemberiannya. Mulutku saja langsung menyergap payudara yang indah ini. Sambil menyedot-nyedot puting susunya yang amat tinggi itu, mengingatkan aku waktu aku menyusu pada ibu aku selagi kecil. Dokter Dona merupakan wanita yang kedua yang pernah aku isap-isap payudaranya, tentu saja setelah ibu aku saat aku masih kecil.

“Uuuhh.. Aaah..” Dokter Dona mendesah-desah takala lidah aku menjilat-jilat ujung puting susunya yang begitu tinggi menantang. Aku permainkan puting susu yang memang sangat menggiurkan ini dengan bebasnya. Sekali-sekali aku gigit puting susunya itu. Tidak cukup keras memang, Tetapi cukup membuat Dokter Dona menggelinjang sambil meringis-ringis.

Tak lama kemudian, Penisku sudah siap tempur kembali. Aku menarik tangan Dokter Dona supaya ikut naik ke atas tempat tidur. Dokter Dona mengerti apa maksud aku. Ia langsung naik ke atas tubuh aku yang masih berbaring tertelentang di tempat tidur. Perlahan-lahan dengan tubuh sedikit menunduk ia mengarahkan Penisku ke liang Vaginanya yang sekelilingnya ditumbuhi bulu-bulu lebat kehitaman. Lalu dengan cukup keras, setelah Penisku masuk satu sentimeter ke dalam liang kewanitaannya, ia menurunkan pantatnya, membuat Penisku hampir Masuk seluruhnya di dalam liang vaginanya. Aku melenguh keras dan menggerinjal-gerinjal cukup kencang waktu ujung Penisku menyentuh pangkal liang kewanitaan Dokter Dona. Menyadari Jika aku mulai terangsang, Dokter Dona menambah kualitas permainannya. Ia menggerak-gerakkan pantatnya berputar-putar ke kiri dan ke kanan, naik turun ke atas ke bawah. Begitu seterusnya berulang-ulang dengan tempo yang semakin lama semakin tinggi. Membuat tubuhku menjadi meregang merasakan nikmat yang tiada duanya.

Aku merasa sudah hampir tidak tahan lagi. Penisku sudah nyaris menyemprotkan cairan sperma lagi. Namun aku mencoba menahannya sekuat tenaga dan mencoba mengimbangi permainan Dokter Dona yang Hebat itu. Akhirnya.., “Aaahh.. Ouuhh..” Aku dan Dokter Dona sama-sama menjerit keras. Kami berdua mencapai klimaks hampir bersamaan. Aku menyemprotkan air spermaku di dalam Vagina Dokter Dona yang masih berdenyut-denyut menjepit Penisku.

Demikianlah peristiwa yang terjadi Siang itu. Dan mau tahu apa hasil medical check up yang istimewa tersebut? Aku dinyatakan sehat secara fisik dan tentu saja secara mental. Apalagi secara birahi. Tentu para pembaca semua tahu maksud aku ini. Dan akhirnya aku berhasil diterima di perusahaan besar itu yang merupakan impian aku sejak lama dan aku berhasil mendapatkan asuransi policy dari *******al sekalian membantu teman aku mendapatkan komisinya. Akunya, permainan aku yang menggebu-gebu tersebut dengan Dokter Dona merupakan pengalaman aku yang pertama sekaligus yang terakhir. Ia sepertinya menghindar apabila aku sengaja datang ke tempat praktek dokternya. Dengan alasan sibuk atau sejuta alasan lainnya, Dokter Dona selalu menolak menemui aku. Aku tidak tahu Kenapa ia bersikap seperti itu. Ah, biar saja!


Pelajaran Dari Dockter Cantik Pelajaran Dari Dockter Cantik Reviewed by linda on 15.00 Rating: 5

Tidak ada komentar

letak HTML-nya di bawah Letak di tata letak