Image and video hosting by TinyPic

Gadis ABG yang Terlantar



Hallo saya, termasuk type laki-laki yang semua bikin gampang aja. Kenalin nama saya Hery, dengan usia saya yang sekarang ini sudah menginjak usia 30 tahun.
Cerita ini sungguh aku ceritakan tetapi nama sudah aku ganti saja. Saya telah bekerja di sebuah perusahaan , yang bergerak di bidang otomotif. Denggan jabatanku yang sekarang ini, saya sudah termasuk karyawan dengan posisi ini yang bisa di bilang enak dalam segala hal. Dengan fasilitas yang saya dapatkan, seperti mobil kantor dan perumahan. Akan tetapi dengan jabatan saya yang seperti ini , saya masih belum punya istri.



Sehingga ketika saya sudah bekerja saya gak langsung pulang ke rumah , tetapi saya berkeliling dulu untuk jalan-jalan dan menenangkan pikiran saja untuk mencari hiburan sendiri. Kisah ini bermula waktu saya sedang pulang bekerja,dan habis jalan-jalan menyusuri kota kisaran jam setengah 1 malam. Saat saya sedang melaju kencang , tiba-tiba saya menyrempet seorang anak gadis yang bersama ibunya sedang menyebrangin jalan. Untung dengan cepat saya menginjak rem sehingga anak gadis itu tak terluka parah . Hanya mendapat luka ringan saja, saat gadis itu jatuh ke tanah.

“Ya udah mbak, sekarang saya antar Mbak pulang, dimana rumah Mbak?” “Tidak usah Tuan, si mbok tidak usah diantar”. “Kenapa Mbak, ini kan sudah malam, tidak apa-apa Mbak saya antar ya?” Si Mbak ini tidak menjawab pertanyaanku dan hanya menunduk lesu dan saat dia mau menjawab, dari arah ujung trotoar muncul seorang anak kecil sambil membawa daun talas.

“Ini Mbok daun talasnya, biar luka Mbak Nadia cepat sembuh”.
Ibu itu menerima daun talas dari gadis itu, meremas dibagian ujung dan mengoleskannya diluka gadis yang ternyata namanya Nadia. Tapi, Setelah selesai mengoleskan, si Mbak itu mengandeng Nadia dan adiknya seakan mau pergi. Sebelum melangkah jauh, saya hadang dan berusaha untuk mengantarnya pulang.
“Si Mbak mau pulang.., saya antar aja ya Mbak, kasihan Nadia jalannya pincang”. “tidak usah Tuan, jawab si Mbok..”.
“Kenapa Mbak, jangan malu –malu , ini kan sudah malam, kasihan Nadia Mbak..”.
“Si Mbok ini tidak punya rumah Tuan, si mbok cuma gelandangan”.
Saya sempat benggong mendengar jawaban si Mbak ini, akhirnya saya putuskan untuk mengajaknya ke rumah saya walaupun hanya untuk malam ini saja. Terus terang saya kasihan kepada mereka.

“Ya sudah Mbak, kamu dan kedua anakmu itu malam ini boleh tidur dirumahku”
“Tapi Tuan..”. “Sudahlah Mbak
ini juga kan untuk menebus kesalahanku karena menabrak Nadia”.

Dari informasi yang saya dapatkan didalam mobil selama perjalanan pulang, si Mbak ini ternyata di usir sama suaminya saat mengandung adiknya Nadia, yang akhirnya saya ketahui namanya Angel. Si Mbak ini yang ternyata namanya Tia, usianya sekitar 35 tahun, dan anaknya si nadia umurnya 18 tahun sedangkan Angel baru 15 tahun.
Nadia sempat lulus SD, sedangkan Angel hanya sempat sekolah sampai SD kelas 5 saja. Setelah Mbak Tia bercerita kepada saya. Sesampai dirumah, Mbak Tia dan kedua anaknya langsung saya suruh mandi dan makan malam. Ternyata si Mbak, Nadia dan Angel tidak membawa baju ganti sehingga setelah mandi baju yang dipakainya ya tetap yang tadi.


Padahal baju yang dipakai ketiganya sudah tidak layak untuk dipakai lagi.
Si Mbak Tia memakai daster yang lusuh dan sobek disana-sini sedangkan Nadia dan Angel sama saja lusuh dan penuh jahitan disana sini. Besok yang kebetulan hari minggu, saya memang mempunyai rencana membelikan baju untuk mereka bertiga. Saya memang tipe orang yang tidak  tegaan dan gak bisa melihat ada orang lain menderita. Kata temen-temen sih, saya termasuk orang yang memiliki jiwa sosial yang tinggi.

“Nadia dan juga kamu Angel makan yang banyak ya.. biar cepet besar..”. “iya Tuan.., boleh tidak kalau Angel habiskan semuanya, karena Angel sudah 2 hari tidak makan”. “Boleh koq.., Angel dan Nadia boleh makan sepuasnya disini”.
Mulai dari sinilah awal dari petualangan seksku. Setelah acara makan malam selesai, ketiganya saya suruh tidur di kamar belakang. Sekitar jam 1 malam setelah saya selesai nonton acara TV yang membosankan, saya menuju kekamar belakang untuk Melihat keadaan mereka. Kemudian saya masuk kekamar mereka, jantungku langsung berdetak cepat dan keras saat saya melihat daster Mbak Tia yang tersingkap sampai ke pinggang.

Ternyata dibalik daster itu, Mbak Tia ku ini memiliki paha yang Sangat mulus dan dibalik CD nya yang lusuh dan sobek dibagian depannya terlihat dengan jelas jembutnya yang tebal dan hitam. Pikiranku langsung ngeres dan kontolku yang masih perjaka ini langsung berontak.

Setelah agak tenang, tanganku langsung bergerilnya mengelus paha mulus Mbak Tia ku ini. Setelah puas mengelus pahanya, saya mulai menjilati ujung paha dan berakhir dipangkal pahanya. Saya sempat mau muntah ke Nadia saat mulai menjilati klitorisnya. Di depan tadi kan saya sudah bilang kalau CD Mbak ku ini sobek dibagian depan.., jadi clitnya terlihat dengan jelas. Sedangkan yang bikin saya mau muntah adalah bau CDnya.

Ya.. mungkin sudah berhari-hari tidak dicuci. Setelah sekitar 13 menit saya jilati Clitoris nya dan ternyata Mbak Tia ku ini tidak ada reaksi.. ya mungkin terlalu capek shingga tidurnya pulas banget, saya mulai keluarkan kontol ku dan mulai saya gesek-gesekkan di clitoris nya. Saya tidak berani melapas CDnya takut dia bangun... saya hanya berani mengocok kontolku sambil memandangi clitoris dan juga Payudaranya.

Ternyata Mbak Tia ku ini tidak memakai BH sehingga puting payudaranya sempat menonjol di balik dasternya. Saya tidak berani untuk memeras susu nya karena takut Mbak Tia akan bangun. Sedang asyik-asyiknya saya mengocok kontolku, si Nadia bangun dan melihat ke arahku. Nadia sempat mau teriak dan untung saja saya cepat menutup mulutnya dan memimta Nadia untuk diam. Setelah Nadia diam, berhubung saya sudah tanggung, terus saja saya kocok kontolku. Nadia yang masih terduduk lemas karena ngantuk, tetap saja melihat tangan kiriku yang mengocok kontolku dan tangan kananku mengusap-usap paha mulus ibunya.

Sambil melakukan aktivitasku, saya pandangi si Nadia, gadis Remaja yang benar-benar polos, dan saya lihat sesekali Nadia melihat mata saya terus berpindah ke paha ibunya yang sedang saya elus-elus berulangkali. Setelah sekitar 8 menit berlalu, saya tidak tahan lagi, dan akhirnya “Ccrroot.. Ccrrrott..Ccrrroot...”

ada 6 kali saya menembakkan spermaku ke arah clitoris Mbak Tia ku ini. Saat saya keluarkan Sperma ku, si Nadia menutup matanya sambil memeluk kedua kakinya. Pada saat itulah saya tak sengaja melihat pangkal pahanya dan ternyata.., Nadia tidak memakai CD. Saat saya sedang melihat memeknya Nadia, dia bilang..
“Tuan.. kenapa pipis di memeknya si Mbak”. saya sendiri sempat kaget mendengarnya... itu biar ibumu tidur nyenyak..”. “Tuan. .. Nadia kdingingan.., Nadia mau pipis.. tapi Nadia takut ke kamar mandi..”. “Ya.. sudah.. ayo saya antar ke kamar mandi”. Nadia kemudian saya ajak pipis di toilet yang berada di kamar tidurku. Saya sendiri juga pengen pipis, terus Nadia saya suruh jongkok didepanku.
Nadia kemudian mengangkat roknya dan.. suur.. banyak sekali air seni yang keluar dari memeknya. Saya sendiri hanya sedikit sekali kencingku. Setelah acara pipisnya selesai, Nadia saya gendong dan saya dudukkan di pinggir ranjangku. setelah itu saya peluk dan saya belai lembut rambut panjangnya yang sampai ke pinggang. “Tuan.. Nadia belum cebok.. nanti memeknya Nadia bau lho.. Tuan..”.
“Tidak apa-apa.. biar nanti Tuan yang bersihin memeknya Nadia.. Nadia bobok disini ya.. sama Tuan mu ini..”. Kemudian Nadia saya angkat dan mulai saya baringkan di ranjang empukku ini. Tangganku mulai aktif membelai rambutnya, pipinya, bibirnya.. dan juga payudaranya yang lumayan montok. Pada saat tanganku mengelus pahanya.. “Tuan.. kenapa mengusap-usap kaki Nadia yang lecet..”.
“Oh iya.. Tuan lupa.. Kemudian saya jongkok diantara kakinya dan mulailah saya singkap rok yang dipakai Nadia sampai ke pinggang. Sekarang terpampanglah dihadapanku seorang gadis ABG berusia 18 tahun denga bibir kemaluan yang ditumbuhi oleh hutan.

Setelah pahanya saya buka, terpangpanglah segaris bibir memek yang dikanan-kirinya agak tembem. Dengan jari telunjuk dan Ibu jari saya berusaha untuk mengorek isi didalamnya. Dan ternyata.. isinya merah muda, basah karena ada sisa pipisnya yang tadi itu lho dan juga agak mengkilap.
Tanganku pun mulai mengelus memek keperawanannya, dan sesekali saya pijit, pelintir dan saya tarik-tarik clitorisnya. Aku sendiri binggung clitoris nya.tidak kalah sama ibunya. “Aduuh.. Tuan.. memeknya Nadia diapain.. Tuan..”.
“Tenang.. tidak apa-apa.. Tuan mau nyembuhin luka kamu kok.. Nadia diam saja yaa..Iya Tuan..”. Setelah Nadia tenang, sayapun mulai menjilati memeknya dan memang ada rasa dan bau pipisnya Nadia. “Tuan.. jangaan.. Nadia malu Tuan.. memek Nadia kan bau..”. Saya bahkan sempat memasukkan jariku ke liang perawannya dan mulai saya kocok-kocok dengan pelan. Nadia pun mulai menggelinjang dan mengangkat-angkat bokongnya. Saya pun mulai menyedot memeknya Nadia dengan kuat dan saya lihat Nadia menggigit bibir bawahnya sambil kepalanya digoyang kekanan kiri.

“Tuan.. geli Tuan.. memeknya Nadia diapain sih Tuan.”. Sayapun tidak peduli dengan keadaan Nadia yang kakinya menendang-nendang dan tangannya mengenggam seprei ranjangku sampai sobek disana sini. Dan akhirnya..

“Tuan.. sudah Tuan.. Nadia mau pii.. piis dulu Tuan..”. Dan tidak lama kemudian “cuuuurr…cuuur….criit…criiit..” Banyak sekali cairan hangatnya membanjiri mulutku. Saya berusaha sekuat tenaga untuk menelan semua cairan memeknya yang mungkin baru pertama kali ini dikeluarkannya. Setelah kujilati dan kuhisap sampai bersih, sayapun tiduran disebelahnya dan kurangkul saja dia. “Tuan.. maafin Nadia ya..Nadia tadi pipisin mulutnya Tuan.. pipis Nadia bau ya Tuan..”.
“Tidak apa-apa. tapi Nadia harus dihukum.. karena udah pipisin mulut Tuan..” Nadia mau dihukum apa saja Tuan.. asalkan Tuan tidak marahin Anik..”. “Hukumannya, Anik gantian minum pipisnya Tuan.. mau tidak..”. “Iya Tuan..”.

Akhirnya saya keluarkan kontolku yang sudah tegang. Begitu kontolku sudah saya keluarkan dari CDku, Nadia yang masih terlalu polos itu menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Saya lihat wajah Nadia agak memerah. Setelah saya lepaskan kedua tangannya, saya sodorkan kontolku kedepan wajahnya dan saya suruh Nadia untuk memegangnya.. Ayo dipegang dan dielus-elus..!
“Iya Tuan.. tapi Nadia malu Tuan.. Nadia takut Tuan..

“Tidak apa-apa. ini tidak ngegigit kok.. ini namanya kontol.. Kemudian gadis kecilku ini mulai memegang, mengurut, meremas dan kadang-kadang diurut... kontolnya Tuan mau ini diemut ya..

“Tapi Tuan..Nadia takut Tuan..Nadia jijik Tuan..Tidak apa-apa. diemut saja seperti saat Nadia ngemut es krim.. ayo nanti Nadia Tuan kasih Uang.. mau ya..Benar Tuan.. nanti Nadia dikasih Uang.

”Iya..Nadia pun jongkok diantara paha saya dan mulai memasukkan kontolku ke mulutnya yang mungil. Agak susah sih, bahkan kadang-kadang kontolku mengenai giginya.

“Nah gitu Dong.. diisep ya.. yaa.. ya gituu..Nadia mengoral kontolku, kaos lusuhnya Nadia pun saya angkat dan saya lepaskan dari tubuh mungilnya. Saya elus-elus Payudaranya dan kadang saya remas dengan keras.
“Saya gemes banget sih sama payudaranya yang bentuknya agak meruncing itu”. Sekitar 12 menit kemudian, saya rasakan kontolku sudah berdenyut-denyut. Saya tarik kepala Nadia dan saya kocok kontolku dimulut mungilnya.. dan.. saya tekan sampai menyentuh kerongkongannya dan akhirnya
“Jruuoooot…croot.. croot.. croot.. cruut..!

Cairan Spermaku sebagian besar tertelan oleh Nadia dan hanya sedikit yang menetes keluar dari mulutnya.
“Tuan.. pipisnya banyak banget.. Anik sampai mau muntah..”.
“Iyaa. tapi enak kan.. pipisnya Tuan..”. “Iya Tuan.. pipis Tuan kental banget.. Nadia sampai tidak bisa telan.. agak amis Tuan..

Saya memang termasuk laki-laki yang suka merawat tubuhku. Hampir setiap hari saya fitnes. Menuku setiap hari susu khusus lelaki, madu, 6 butir telur mentah, dan juga suplemen protein. Jadi ya wajar kalau sperma saya kental dan agak amis. Kemudian saya peluk gadis kecilku ini dan sesuai janjiku dia saya kasih Uang.
Setelah Itu Nadia saya telentangkan lagi diranjangku. Terus saya buka lagi pahanya dan saya mulai lagi menjilati memek tembemnya. terus terang saja saya masih penasaran sebelum membobol selaput daranya. “Tuan.. mau ngapain lagi.. nanti Nadia pipis lagi lho Tuan..”. “Tidak apa-apa.. pipis lagi aja.. Nadia mau lagi kan Uang nya “Mau Tuan..

Setelah saya siap, pahanya saya buka lagi lebih lebar, dan saya mulai memasukkan kepala kontolku ke lubang memeknya. Baru masuk sedikit, Nadia meringgis. “Tuan.. memek Nadia diapain.. kok sakit..” Saya sempat tarik ulur kontolku di liang memeknya. Dan setelah kurasa mantap, saya tekan dengan keras. Saya rasakan ujung kontolku merobek selaput tipis, yang saya yakin itu adalah selaput daranya.
 Tuaaan.. sakiit..” Langsung saya peluk Anik, kuciumi wajah dan bibir mungilnya. “Tidak apa-apa. nanti enak kok.. Nadia tenang saja ya..”. Setelah kudiamkan beberapa saat, saya mulai lagi memompa memeknya dan saya lihat masih meringis sambil menggigit bibir bawahnya.

“Oohh.. ahh.. auuhh.. geli Tuan.. ahh..” itulah yang keluar dari mulutnya Nadia.
“Auuhh.. oohh.., Tuan.., periih.., aahh.. gelii Tuan.. aahh..,”.
Sambil saya terus menusuk-nusuk memeknya, saya selalu perhatikan wajah imutnya Nadia. Sungguh pemandangan yang luar biasa. Wajahnya memerah, bibirnyapun kadang-kadang menggigit bibir bawahnya dan kalau saya lihat matanya terkadang hanya terlihat putihnya saja. Kedua kaki Nadia pun sudah mulai berontak menendang kesana-kesini dan juga kedua tangannya menarik-narik seprei kasurku hingga terlepas dari kaitannya.

“Auuhh.. oohh.., Tuan.., aahh.. ooh.. aahh, Tuan..”.

Saya mulai rasakan ada denyutan-denyutan vaginanya di kontolku, pertanda Nadia sebentar lagi orgasme. Kepala Nadia pun mulai menengadah ke atas dan kadang-kadang badannya melengkung. Sungguh pemandangan yang sensasional, gadis 18 tahun yang masih begitu polos, tubuhnya mengelinjang dengan desahan-desahan yang betul-betul erotis.

“Oohh.. ahh.. auuhh.. geli Tuan.. ahh..”.
“Tuan.. Nadia mau pipiiss.. Tuan..” “cuuuur, , , cuurr. . . . .criit…..criiiittt…”
Kontolku seperti disiram air hangat..”. Saya peluk sebentar Nadia untuk memberikan kesempatan gadis kecilku menuntaskan orgasme. Setelah agak reda, saya Ciumin bibir mungilnya. “Maafin Nadia ya Tuan.. Nadia pipis dikasurnya Tuan..”.


“Nadia malu Tuan.. udah besar masih ngompol di kasur..”.
“Tidak apa-apa. (lugu sekali gadisku ini).. Tuan juga mau pipis di kasur kok..”. Saya sendiri sudah tidak tahan. Kakinya saya angkat, lalu kuletakkan di pundakku. Dengan posisi ini kurasakan kontolku menyentuh dinding rahimnya. Memeknya jadi becek banget, dan saya mulai mempercepat sodokan kontolku. “Tuan.. Nadia capek.. Nadia mau bobok.. Tuaan..”. “Iya.. Nadia bobok saja yaa..

Memeek Nadia periih.. Tuaan..”. Ku tekan keras-keras kontolku ke liang ke nikmatannya dan kutarik bokongnya dan “Jroooot. . . croot.. cruut.. croot.. croot.. cruut.. croot..!”.
Saya muntahkan Spermaku kedalam rahimnya. Saya cabut kontolku dari memek tembemnya, terlihat lendir putih bercampur dengan darah segar mengalir keluar dari liang kemaluannya. “Tuan.., kenapa Tuan pipis diperutnya Nadia.., perut Nadia jadi hangat Tuan..”.
“Iya.., biar kamu tidak kedinginan.., ayo sekarang Nadia bobok ya.., sini Tuan kelonin..”. “Iya Tuan.., sekarang Nadia capek.., Nadia pengen bobok. Saya perhatikan memeknya sudah mulai melebar dan agak membelah dibandingkan sebelum saya perawanin. Saya peluk dia dan saya cium dengan mesra Nadia, si gadis ABGl ku. Saya dan Nadia pun akhirnya tertidur dengan pulas. SEKIAN.
Gadis ABG yang Terlantar Gadis ABG yang Terlantar Reviewed by linda on 16.01 Rating: 5

Tidak ada komentar

letak HTML-nya di bawah Letak di tata letak