Image and video hosting by TinyPic

CeritaXxX26 Bertukaran Istri Dengan TetanggaKu


CeritaXxX26 - Intinya aku sudah berumur 40 tahun dan aku tak mau menyebutkan nama saya dan dari mana asal saya, dalam hidupku aku belum dikarunia anak walaupun aku sudah menjalani prosedur dokter , aku laki laki yang biasa saja tidak ganteng tetapi mempunyai istri yang cantik menurutku, dia bernama Dina dan aku kira dia tercantik di lingkunganku yang membuat cemburu para lelaki lain.

Kurasa tidak perlu aku ceritakan tentang nama dan asalku, serta tempat dan alamatku sekarang. Usiaku sekarang sudah mendekati empat puluh tahun, kalau dipikir-pikir seharusnya aku sudah punya anak, karena aku sudah menikah hampir lima belas tahun lamanya.
Walaupun aku tidak begitu ganteng, aku cukup beruntung karena mempunyai istri yang menurutku sangat cantik. Bahkan dapat dikatakan dia yang tercantik di lingkunganku, yang biasanya menimbulkan kecemburuan kepada tetanggaku. Istriku bernama Dina.
Ada satu kebiasaanku yang mungkin jarang orang lain miliki, yaitu keinginan sex yang terlalu tinggi. Mungkin para pembaca tidak percaya, kadang-kadang pada siang hari selagi ada tamu pun sering saya mengajak istri saya sebentar ke kamar untuk melakukan hubungan itu itu.

Yang anehnya, ternyata istriku pun sangat menikmatinya. Walaupun demikian aku tidak pernah berniat jajan untuk mengimbangi kegilaanku terhadap sex. Mungkin karena belum punya anak, istriku pun selalu siap setiap saat.

Kegilaan ini dimulai saat hadirnya tetangga baruku, entah siapa yang mulai, kami sangat akrab. Atau mungkin karena istriku yang supel, sehingga cepat akrab dengan mereka. Suaminya juga sangat baik, seusia denganku.

Hanya istrinya, woow busyet.., selain masih muda juga cantik dan yang membuatku gila adalah bodynya yang wauw, juga kulitnya sangat putih mulus. Mereka pun sama seperti kami, belum mempunyai anak.

Mereka pindah ke sini karena tugas baru suaminya yang ditempatkan di perusahaannya yang baru membuka cabang di kota tempatku. Aku dan istriku biasa memanggil mereka Mas joko dan Mbak Lia. Selebihnya saya tidak tahu latar belakang mereka.

Boleh dibilang kami seperti saudara saja karena hampir setiap hari kami ngobrol, yang terkadang di teras rumahnya atau sebaliknya. Pada saat malam hari, saya seperti biasanya berkunjung ke rumahnya, setelah ngobrol panjang lebar, Joko menawariku nonton VCD porno yang katanya baru dipinjamnya dari temannya.

Aku pun tidak menolak karena selain belum jauh malam kegiatan lainnya pun tidak ada. Seperti biasanya, film porno tentu ceritanya itu-itu saja. Yang membuatku terkejut, tiba-tiba istri joko ikut nonton bersama kami.
“Waduh, gimana ini jok..? Nggak enak nih..!”
“Nggak apa-apalah Mas, toh itu tontonan kok, nggak bisa dipegang. Kalau Mas nggak keberatan, Mbak Dina diajak aja sekalian.” katanya menyebut istriku. Aku tersinggung juga waktu itu.
Tapi setelah kupikir-pikir, apa salahnya? Akhirnya aku pamit sebentar untuk memanggil istriku yang tinggal sendirian di rumah.

“Gila kamu..! Apa enaknya nonton gituan kok sama tetangga..?” kata istriku ketika kuajak. Akhirnya aku malu juga sama istriku, kuputuskan untuk tidak kembali lagi ke rumah joko. Mendingan langsung tidur saja supaya besok cepat bangun.

Paginya aku tidak berjumpa joko, karena sudah lebih dahulu berangkat. Di teras rumahnya aku hanya melihat istrinya sedang minum teh. Ketika aku lewat, dia menanyaiku tentang yang tadi malam. Aku bilang Dina tidak mau kuajak sehingga aku langsung saja tidur.

Mataku jelalatan menatapinya. Busyet.., dasternya hampir transparan menampakkan lekuk tubuhnya yang sejak dulu menggodaku. Tapi ah.., mereka kan tetanggaku. Tapi dasar memang pikiranku sudah tidak beres, kutunda kepergianku ke kantor, aku kembali ke rumah menemui istriku.

Seperti biasanya kalau sudah begini aku langsung menarik istriku ke tempat tidur. Mungkin karena sudah biasa Dina tidak banyak protes. Yang luar biasa adalah pagi ini aku benar-benar gila. Aku bergulat dengan istriku seperti kesetanan.

Kemaluan Dina kujilati sampai tuntas, bahkan kusedot sampai istriku menjerit. Edan, kok aku sampai segila ini ya, padahal hari masih pagi.Tapi hal itu tidak terpikirkan olehku lagi. Istriku sampai terengah-engah menikmati apa yang kulakukan terhadapnya.

Dina langsung memegang Penisku dan mengulumnya, entah kenikmatan apa yang kurasakan saat itu. Sungguh, tidak dapat kuceritakan. “Mas.., sekarang Mas..!” pinta istriku memelas. Akhirnya aku mendekatkan Penisku ke lubang Vagina Dina.

Dan tempat tidur kami pun ikut bergoyang. Setelah kami berdua sama-sama tergolek, tiba-tiba istriku bertanya, “Kok Mas tiba-tiba nafsu banget sih..?” Aku diam saja karena malu mengatakan bahwa sebenarnya Lia lah yang menaikkan birahiku pagi ini.

Sorenya Agus datang ke rumahku, “Sepertinya Mas punya kelainan sepertiku ya..?” tanyanya setelah kami berbasa-basi.

“Maksudmu apa Jok..?” tanyaku bingung. “Istriku tadi cerita, katanya tadi pagi dia melihat Mas dan Mbak Dina bergulat setelah ngobrol dengannya.

” Loh, aku Bingung, dari mana Lia nampak kami melakukannya? Oh iya, baru kusadari ternyata jendela kamar kami saling berhadapan. joko langsung menambahkan,
“Nggak usah malu Mas, saya juga maniak Mas.” katanya tanpa malu-malu. “Begini saja Mas,” tanpa harus memahami perasaanku, Joko langsung melanjutkan,
“Aku punya ide, gimana kalau nanti malam kita bikin acara..?” “Acara apa ko..?” tanyaku penasaran.

“Nanti malam kita bikin pesta di rumahmu, gimana..?” “Pesta apaan..? Gila kamu.” “Pokoknya tenang aja Mas, kamu cuman nyediain makan dan musiknya aja Mas, nanti minumannya saya yang nyediain. Kita berempat aja, sekedar refresing ajalah Mas, kan Mas belum pernah mencobanya..?” Malamnya, menjelang jam 20.00, joko bersama isterinya sudah ada di rumahku. Sambil makan dan minum, kami ngobrol tentang masa muda kami.

Ternyata ada persamaan di antara kami, yaitu menyukai dan cenderung maniak pada sex. Diiringi musik yang disetel oleh istriku, ada perasaan yang agak aneh kurasakan. Aku tidak dapat menjelaskan perasaan apa ini, mungkin pengaruh minuman yang dibawakan joko dari rumahnya.

Tiba-tiba saja nafsuku bangkit, aku mendekati istriku dan menariknya ke pangkuanku. Musik yang tidak begitu kencang terasa seperti menyelimuti pendengaranku. Kulihat joko juga menarik istrinya dan menciumi bibirnya.

Aku semakin terangsang, DIna juga semakin bergairah. Aku belum pernah merasakan perasaan seperti ini. Tidak berapa lama Dina sudah telanjang bulat, entah kapan aku menelanjanginya. Sesaat aku merasa bersalah, kenapa aku melakukan hal ini di depan orang lain, tetapi kemudian hal itu tidak terpikirkan olehku lagi.

Seolah-olah nafsuku sudah menggelegak mengalahkan pikiran normalku. Kuperhatikan Joko perlahan-lahan mendudukkan Lia di meja yang ada di depan kami, mengangkat rok yang dikenakan istrinya, kemudian membukanya dengan cara mengangkatnya ke atas.

Aku semakin tidak karuan memikirkan kenapa hal ini dapat terjadi di dalam rumahku. Tetapi itu hanya sepintas, berikutnya aku sudah menikmati permainan itu. Lia juga tinggal hanya mengenakan BH dan celana dalamnya saja, dan masih duduk di atas meja dengan lutut tertekuk dan terbuka menantang.

Perlahan-lahan Joko membuka BH Lia, tampak dua bukit putih mulus menantang menyembul setelah BH nya Terlepas. “Kegilaan apa lagi ini..?” batinku. Seakan-akan joko mengerti, karena selalu saya perhatikan menawarkan bergantian denganku.

Kulihat istriku yang masih terbaring di sofa dengan mulut terbuka menantang dengan nafas tersengal menahan nafsu yang menggelora, seolah-olah tidak keberatan bila posisiku digantikan oleh Joko. Kemudian kudekati Lia yang kini tinggal hanya mengenakan celana dalam. Dengan badan yang sedikit gemetar karena memang ini pengalaman pertamaku melakukannya dengan orang lain, kuraba pahanya yang putih mulus dengan lembut.

Sementara Joko kulihat semakin beringas menciumi sekujur tubuh Dina yang biasanya aku lah yang melakukannya. Perlahan-lahan jari-jemariku mendekati daerah Vagina Lia. Kuelus bagian itu, walau masih tertutup celana dalam, tetapi aroma khas Vagina wanita sudah terasa, dan bagian tersebut sudah mulai basah.

Perlahan-lahan kulepas celana dalamnya dengan hati-hati sambil merebahkan badannya di atas meja. Nampak bulu-bulu yang belum begitu panjang menghiasi bagian yang berada di antara kedua paha Lia ini. “Peluklah aku Mas, tolonglah Mas..!” erang Lia seolah sudah siap untuk melakukannya.

Tetapi aku tidak melakukannya. Aku ingin memberikan kenikmatan yang betul-betul kenikmatan kepadanya malam ini. Kutatapi seluruh bagian tubuh Lia yang memang betul-betul sempurna. Biasanya aku hanya dapat melihatnya dari kejauhan, itu pun dengan terhalang pakaian. Berbeda kini bukan hanya melihat, tapi dapat menikmati tubuh nya.
Sungguh, ini suatu yang tidak pernah terduga olehku. Seperti ingin melahapnya saja. Kemudian kujilati seluruhnya tanpa sisa, sementara tangan kiriku meraba Vaginanya yang ditumbuhi bulu hitam halus yang tidak begitu tebal.

Bagian ini terasa sangat lembut sekali, bibir Vaginanya sudah mulai basah. Perlahan kumasukkan jari telunjukku ke dalam.
“Sshh.., akh..!” Lia menggelinjang nikmat. Kuteruskan melakukannya, kini lebih dalam dan menggunakan dua jari, Lia mendesis.
Kini mulutku menuju dua bukit menonjol di dada Lia, kuhisap bagian putingnya, tubuh Lia bergetar panas. Tiba-tiba tangannya meraih kemaluanku, menggenggam dengan kedua telapaknya seolah takut lepas.

Posisi Lia sekarang berbaring miring, sementara aku berlutut, sehingga kemaluanku tepat di mulutnya. Perlahan dia mulai menjilati kemaluanku. Gantian badanku sekarang yang bergetar hebat. Lia memasukkan kemaluanku ke dalam mulutnya.

Ya ampun, hampir aku tidak sanggup menikmatinya. Luar biasa enaknya, sungguh..! Belum pernah kurasakan seperti ini. Sementara di atas Sofa Joko dan istriku seperti membentuk angka 69. Dina ada di bawah sambil mengulum kemaluan Joko, sementara Joko menjilati kemaluan Dina.

Napas kami berempat saling berkejaran, seolah-olah melakukan perjalanan panjang yang melelahkan. Bunyi Music yang entah sudah beberapa lagu seolah menambah semangat kami. Kini tiga jari kumasukkan ke dalam Vagina Lia, dia melenguh hebat hingga Penisku terlepas dari mulutnya.

Gantian aku sekarang yang menciumi Vaginanya. Kepalaku seperti terjepit di antara kedua belah pahanya yang mulus. Kujulurkan lidahku sepanjang-panjangnya dan kumasukkan ke dalam vaginanya sambil kupermainkan di dalamnya. Aroma dan rasanya semakin memuncakkan nafsuku. Sekarang Lia terengah-engah dan kemudian menjerit tertahan meminta supaya aku segera memasukkan Penisku ke lubangnya.
Cepat-cepat kurengkuh kedua pahanya dan menariknya ke bibir meja, kutekuk lututnya dan kubuka pahanya lebar-lebar supaya aku dapat memasukkan Penisku sambil berjongkok. Perlahan-lahan kuarahkan Penisku menuju lubang milik Lia.

Ketika kepala Penisku memasuki lubang itu, Lia mendesis, “Ssshh.., aahhk.., aduh enaknya..! Terus Mas, masukkin lagi akhh..!” Dengan pasti kumasukkan lebih dalam sambil sesekali menarik sedikit dan mendorongnya lagi.
Ada kenikmatan luar biasa yang kurasakan ketika aku melakukannya. Mungkin karena selama ini aku hanya melakukannya dengan istriku, kali ini ada sesuatu yang tidak pernah kurasakan sebelumnya. Tanganku sekarang sudah meremas payudara Lia dengan lembut sambil mengusapnya.

Mulut Lia pun seperti megap-megap kenikmatan, segera kulumat bibir itu hingga Lia nyaris tidak dapat bernapas, kutindih dan kudekap sekuat-kuatnya hingga Lia berontak. Pelukanku semakin kuperketat, seolah-olah tidak akan lepas lagi.
Keringat sudah membasahi seluruh tubuh kami. joko dan istriku tidak kuperhatikan lagi. Yang kurasakan sekarang adalah sebuah petualangan yang belum pernah kulalui sebelumnya. Pantatku masih naik turun di antara kedua paha Lia.

Luar biasa Vagina Lia ini, seperti ada penyedot saja di dalamnya. Penisku seolah tertarik ke dalam. Dinding-dindingnya seperti lingkaran magnet saja. Mata Lia merem melek menikmati permainan ini. Erangannya tidak pernah putus, sementara hembusan napasnya memburu terengah-engah.Posisi sekarang berubah, Lia sekarang membungkuk menghadap meja sambil memegang kedua sisi meja yang tadi tempat dia berbaring, sementara saya dari belakangnya dengan berdiri memasukkan Penisku.

Hal ini cukup sulit, karena selain ukuran Penisku lumayan besar, lubang Vagina Lia juga semakin ketat karena membungkuk. Kukangkangkan kaki Lia dengan cara melebarkan jarak antara kedua kakinya. Perlahan kucoba memasukkan Penisku.
Kali ini berhasil, tapi Lia melenguh nyaring, perlahan-lahan kudorong Penisku sambil sesekali menariknya. Lubangnya terasa sangat sempit sekali. Beberapa saat, tiba-tiba ada cairan milik Lia membasahi lubang dan Penisku sampai terasa nikmat sekarang.

Kembali kudorong Penisku dan kutarik sedikit. Goyanganku semakin cepat, pantatku maju mundur beraturan. Sepertinya Lia pun menikmati gaya ini. Buah dada Lia bergoyang-goyang juga maju-mundur mengikuti irama yang berasal dari pantatku.

Kuremas buah dada itu, kulihat Lia sudah tidak bisa menahan sesuatu yang tidak kumengerti apa itu. Erangannya semakin panjang. Kecepatan pun kutambah, goyangan pinggul Lia semakin cepat. Tubuhku terasa semakin panas.

Ada sesuatu yang terdorong dari dalam yang tidak bisa aku menahannya. Sepertinya menjalar menuju penisku. Aku masih berusaha menahannya. Segera aku mencabut kemaluanku dan membopong tubuh Lia ke tempat yang lebih luas dan menyuruh Lia terlentang di bentangan karpet.

Secepatnya aku menindihnya sambil menekuk kedua kakinya sampai kedua ujung lututnya menempel ke perut, sehingga kini tampak Vaginanya Lia menyembul mendongak ke atas menantangku. Segera kumasukkan kembali penisku ke dalam lubang Vagina Lia.
Pantatku kembali naik turun berirama, tapi kali ini lebih kencang seperti akan mencapai finish saja. Suara yang terdengar dari mulut Rini semakin tidak karuan, seolah menikmati setiap sesuatu yang kulakukan padanya.

Tiba-tiba Lia memelukku sekuat-kuatnya. Goyanganku pun semakin menjadi. Aku pun berteriak sejadinya, terasa ada sesuatu keluar dari Penisku. Lia menggigit leherku sekuat-kuatnya, segera kurebut bibirnya dan menggigitnya sekuatnya, Lia menjerit kesakitan sambil bergetar hebat.
Mulutku terasa asin, ternyata bibir Lia berdarah, tapi seolah kami tidak memperdulikannya, kami seolah terikat kuat dan berguling-guling di lantai. Di atas sofa Joko dan istriku ternyata juga sudah mencapai puncaknya.

Kulihat Dina tersenyum puas. Sementara Lia tidak mau melepaskan Penisku dari dalam Vaginanya, kedua ujung tumit kakinya masih menekan kedua pantatku. Tidak kusadari seluruh cairan yang keluar dari Penisku masuk ke liang milik Lia.

Kulihat Lia tidak memperdulikannya. Perlahan-lahan otot-ototku mengendur, dan akhirnya Penisku terlepas dari Vagina Lia. Lia tersenyum puas, walau kelelahan aku pun merasakan kenikmatan tiada tara. Dina juga tersenyum, hanya nampak malu-malu.

Kemudian memunguti pakaiannya dan menuju kamar mandi. sampai saat ini peristiwa itu masih jelas dalam ingatanku. Joko dan Lia sekarang sudah pindah dan kembali ke Jakarta. Sesekali kami masih berhubungan lewat telepon.

Mungkin aku tidak akan pernah melupakan peristiwa itu. Pernah suatu waktu Lia berkunjung ke rumah kami, kebetulan aku tidak ada di rumah. Dia hanya ketemu dengan istriku. Seandainya saja.. Tamat
CeritaXxX26 Bertukaran Istri Dengan TetanggaKu CeritaXxX26 Bertukaran Istri Dengan TetanggaKu Reviewed by linda on 17.08 Rating: 5

Tidak ada komentar

letak HTML-nya di bawah Letak di tata letak