Image and video hosting by TinyPic

Bercinta Bersama Teman Kakak ku



Nama saya Angga, umur saya 27 tahun. Selain pekerjaan tetap saya sebagai seorang staf HRD di sebuah perusahaan swasta, saya juga memiliki usaha sampingan sebagai retailer handphone. Saya tinggal di daerah Jakarta Selatan, dengan Kakak saya, Mbak Tari  dan suaminya, Mas Tomi . Maklum, masih bujangan dan sementara Mbak Tari  itu belum punya anak, jadi untuk 'meramaikan suasana' saya tinggal bersama mereka.

Pada suatu saat, Mbak Tari  menanyakan salah satu tipe handphone kepada saya. Karena temannya, panggil saja Mega, sedang mencari handphone jenis itu. Kebetulan sekali saya ada stock handphone tipe itu.

Mega, teman Mbak Tari  itu, umurnya sekitar 28 tahun dan sering main ke rumah kami, sudah cukup akrab lah dengan kami. Wajahnya lumayan manis, kulitnya putih bersih dengan rambut sebahu, yang kadang suka membuat saya deg-degan saat melihatnya.

Setelah harga sesuai dan barang siap, 3 hari kemudian, kebetulan hari Minggu, Mega berniat untuk mengambil handphone tersebut. Sebenarnya Mbak Tari  tidak ada rencana untuk pergi disaat hari Minggu itu karena Mega akan datang, tetapi saat sekitar jam 10-an, Mas Tomi  ditelepon temannya yang mengatakan bahwa ada seorang dari teman mereka yang meninggal. Maka mereka pun segera berangkat, sebelum berangkat Mbak Tari  mengatakan sesuatu kepada saya,

"Angga, nanti kalo si Mega datang, suruh makan yah, udah dimasakin tuh, trus kalo mau pulang, nggak usah tungguin Mbak dan Mas Tomi "

"Iya Mbak, pokoknya beres deh…" jawabku. Memang Mega ini sudah seperti keluarga.

Sekitar jam 12-an, Mega datang.

"Kok sendirian aja Mbak, mana 'gandengannya'? Nggak diajak nih.." goda saya, meski saya tahu kalau Mega belum punya pacar.

Saya memang memanggil dia dengan Mbak karena dia teman Mbak Tari . Dia hanya tersenyum.

"Mana Mbak Tari  dan Mas Tomi , Angga?" Tanya dia.

"Lagi melayat temannya Mas Tomi , Mbak.." jawabku.

Maka setelah ngobrol kesana kemari serta menunjukkan handphone yang akan dia beli itu, kemudian Mega berkata,

"Angga, ajarin Mbak yah pakenya, abis Mbak kan baru sekarang punya ini, musti belajar dulu."

"Beres Mbak, tenang aja.." jawabku.

Maka sambil duduk di sebelahnya, saya mulai mengajarinya cara menggunakan handphone itu. Hmm... wangi tubuhnya yang putih bersih itu mulai tercium. Kulitnya yang mulus ditumbuhi bulu-bulu halus ditangannya. "Wah… tipe cewek gini nich yang gue suka", ucap ku dalam hati. Semakin lama saya semakin berani untuk mendekatkan posisi duduk saya, semakin merapat ke sisi Mega. Sambil sesekali saya curi-curi mencium rambutnya. Oohh... tiba-tiba aja saya ingin membelai rambutnya.

Setelah beberapa penjelasan yang saya berikan, dia mulai mencoba handphone itu, meski beberapa kali ada salah pencet. Karena salah itu, saya meralat dengan menekankan tombol yang benar, yang mau tidak mau, saya harus memegang jari-jari manis Mega. Entah tiba-tiba saja, saya menggenggam tangan Mega.

"Tangan kamu halus sekali Na, lembut.." kata saya.

Wajah Mega yang putih berubah jadi kemerahan dan tertunduk saat saya menatap matanya.

"Ah kamu Angga, biasa aja"

Saya semakin memberanikan diri saya, saya menaruh handphone itu di meja dan mulai meremas tangan Mega.

"Kamu manis sekali Mega"

Mega hanya diam saja sambil tetap menunduk. Saya memegang pundaknya dan memutar badannya sampai berhadapan dengan saya. Saya sentuh dagunya dan saya angkat wajahnya, hingga saya bisa melihat dengan jelas betapa manisnya wajah Mega, walaupun agak merah karena malu mungkin. Saya tersenyum dan dia pun balas tersenyum.

Saya semakin nekat, perlahan-lahan saya mendekatkan wajah saya ke arahnya dan saya lihat dia mulai memejamkan matanya. "Nah, ini dia nich…" pikirku. Perlahan saya mulai menyentuh bibirnya yang mungil itu. aku tidak menyangka, ternyata dia membalas ciumanku. Aku jadi semakin bernafsu untuk melumat bibirnya, ternyata semakin 'buas' juga dia membalasnya. Hmm… saya jadi tidak tahan.

Perlahan saya mulai melingkarkan tangan saya ke pinggangnya, dia membalasnya. Saya semakin mendekapnya, dan saya rasakan gumpalan payudaranya yang mungil, hangat di dada saya. Sambil terus berciuman, saya mulai merebahkan Mega di karpet tempat kami duduk. Sementara itu, kontol aku sudah mulai berdiri. Sambil masih mengenakan pakaian, saya menggesek-gesekkan kontol ku itu ke belahan selangkangannya. Kebetulan dia mengenakan kulot dari bahan yang agak tipis, sehingga gundukan kemaluannya bisa saya rasakan meski masih memakai celana. Saya lihat dia masih memejamkan mata sambil sesekali terdengar nafasnya yang memburu. Dia pun membalas goyangan pinggul saya dengan menggoyangkan pantatnya.




"Hmm… mungkin dia udah pernah nih" pikirku. Kami semakin panas, berlahan saya mulai melepaskan kancing kemeja putih yang dia pakai, satu persatu sambil saya mendengar nafasnya yang semakin cepat. Setelah semua kancing saya lepaskan, mulai saya singkap ke kiri dan ke kanan kemejanya itu. Ohh... payudaranya tidak terlalu besar memang, Tetapi kulitnya itu yang membuat jantung ku berdegup keras, halus banget. Saya mulai mencium bagian telinga, lalu turun ke leher, Mega menggelinjang. Saya teruskan ke bagian dadanya sambil berlahan saya lepaskan bra-nya. Saya lihat puting payudaranya yang berwarna merah muda itu sudah membesar dan payudaranya agak keras. Saya cium perlahan-lahan sekitar putingnya, Mega semakin menggelinjang.

"Aaahh… terus Angga, teruuss... aahhh..." desahnya.

Sambil terus mencium dan menjilat payudaranya, perlahan saya lepaskan kancing celananya. ternyata Mega ngerti maksud ku itu, dia mengangkat pantatnya sedikit sehingga dengan leluasa aku melepaskan celananya. Rupanya dia pun tidak mau ketinggalan, dia melepaskan satu persatu kancing kemeja ku, sebelum habis semua kancing kemeja ku terbuka, aku pun segera melepaskannya. Setelah itu, Mega melepaskan kancing celana saya. Kini kami hanya mengenakan celana dalam saja. Saya kemudian menggesek-gesekkan kontolku yang masih ditutupi celana dalam itu ke selangkangannya. "Ahh... semakin terasa sekarang" pikirku.

"Kamu cantik banget Mega, kamu manis…" rayuku.

Kembali ku cium sekitar payudaranya sambil perlahan-lahan saya turunkan ciuman ku ke bawah. Terus ke pusar, saya lihat dia kegelian, sambil meremas rambut saya.

"Teruskan nga, aku pingin…" ucapnya.

Aku terus menciumi sampai akhirnya tiba di selangkangannya. Samar-samar bisa saya lihat bulu-bulunya yang lebat di balik celana dalamnya yang menggunung itu. Saya ciumi, hmm... wangi sekali. Secara naluriah, Mega merenggangkan kakinya sehingga saya semakin gampang menciuminya.

Semakin lama aku lihat semakin basah celananya itu, maka dengan cepat aku melepaskan celana dalamnya itu. Benar, ternyata sudah basah, saya perlahan mulai menjilati Memeknya yang basah. Mega semakin menggelinjang, saya sedot, saya jilat klitorisnya.

"Suu..daahh… Angga… mmaa..ssuu..kkiinn…" desahnya tak sabar.

Maka dengan segera aku melepaskan celana dalam saya dan memasukkan kontol ku ke Memek Mega. Mungkin karena sudah basah, dengan mudah kontol ku menerobos masuk. Saya sempat berpikir sejenak, kok langsung yach, Ooo.. berarti Mega memang sudah tidak perawan lagi.

Dengan perlahan aku mulai mendorong kontol ku, semakin dalam semakin hebat gelinjang Mega. Setelah saya rasakan semua sudah masuk, perlahan saya mulai bergerak keluar masuk, pelan.. pelan.. Mega pun tak mau kalah, dia menggoyangkan pantatnya.

"Aahhh... teerruuss… ngga... aaahh…" desahnya.

Saya pun semakin cepat bergerak, sambil mengisap putingnya. ternyata Mega akan orgasme, gerakannya semakin liar. Tak lama kemudian, dengan gerakan mengangkat bagian punggungnya, dia dengan 'agak kasar' melumat bibir saya dan saya rasakan batang kemaluan saya terasa berdenyut-denyut dan terjepit. Dan, "Aaahh.." dengan jeritan tertahan, Mega seolah menggelepar dan tak lama kemudian tubuhnya terkulai lemas. Dia sudah orgasme rupanya, sambil menatap saya, dia berkata,

"Kamu hebat Angga, kamu terusin aja, sampe kamu juga dapet yah sayang"

Kembali saya menggerakkan kontol ku keluar masuk. Mega mengulum bibir ku, rupanya dia sudah mulai terangsang, goyangan pantatnya semakin cepat dan semakin cepat. aku merasakan kalau spermaku sudah hampir keluar, aku pun semakin mempercepat gerakan saya, diimbangi oleh gerakan Mega.

"Aahh… Megaaa... aku mau keluar nihh..." desahku.

"Samaa… Angga, aku jugaa… aaahh…" jerit Mega tertahan berbarengan dengan muncratnya sperma ku keluar.

Pada saat spermaku akan keluar itu, aku mendorong kontol ku sedalam-dalamnya kedalam memeknya Mega. "Aaahh…" Kami keluar bersamaan. Sesaat mataku terasa berkunang-kunang dan selanjutnya aku merasa melayang.

Ah, rupanya cukup banyak sperma yang telah saya keluarkan di dalam memek Mega, karena aku merasa beberapa kali menyemprotkannya dan setelah itu masih terasa terus mengalir keluar. Terasa hangat kepala kontolku itu. Mega pun tampaknya sangat puas.

"Angga... Kamu hebat sekali, aku bisa sampe 2 kali keluar… kamu hebat sekali sayang…"

"Terima kasih sayang…" ucapku sambil mengecup kening Mega.

"Biarkan didalam saja sayang, aku masih ingin merasakan hangatnya…" bisik Mega di telinga ku.

Rupanya Mega punya maksud lain dengan membiarkan kontolku tetap di dalam memek nya. Setelah kami dapat mengatur nafas kembali, aku mulai merasakan pantat Mega kembali digerak-gerakkan. Gerakannya memutar dan naik turun. kontolku yang sudah lemas, dengan gerakan seperti itu, kembali mulai tegang.

"Kamu diam saja Ngga, sekarang giliranku yang akan membuat kamu melayang" bisik Mega.

Pada saat kontolku sudah kembali tegang, Mega memintaku untuk segera mengeluarkan kontol aku itu dari dalam memeknya. Begitu kontolku keluar, aku langsung didorong ke belakang sampai aku telentang tak ku sangka, Mega mulai memasukkan kontolku kedalam mulutnya. Aaahh... rasanya geli bercampur nikmat, apalagi ketika lidahnya bermain-main di sekitar kepala kontol saya.

Dia hisap ujung batang kemaluan saya, lalu dengan perlahan dia mulai memasukkan ujung batang kemaluan saya ke dalam mulutnya, terus hingga setengah batang kemaluan saya memenuhi mulutnya. Astaga, geli bercampur nikmat aku rasakan sampai di ubun-ubun ku. Dia terus mengulum dan mengisap kontolku, hingga akhirnya,

"Aaahh… Megaaa… akuu… maauu... keeluuaarr... aahhh..."

aku sudah ngak tahan lagi, dengan kontolku yang masih di dalam mulutnya, aku muncratkan sperma ku. aku pikir Mega akan segera mengeluarkan kontolku dari mulutnya begitu spermaku muncrat, tapi ternyata tidak. Dia malah seperti mengisap-isap batang kemaluanku sampai aku seakan melayang-layang.

"Aaahh… Mega... kamu hebat banget, aku nggak kuat" ucap ku sambil tersenyum pada Mega.

kontolku benar-benar merasa tersedot seluruh isinya, aku lemas banget. saat tidak ada sperma yang keluar lagi, Mega mengeluarkan kontolku dari mulutnya. Ohh, rupanya dia menelan semua spermaku itu karena kontol aku bersih dan dari mulutnya pun tak ada sisa sperma yang tertinggal.

Setelah itu kami tidur-tiduran di karpet tempat kenikmatan terjadi, aku sambil memeluk Mega dari belakang. aku dapat melihat kepuasan yang mamancar dari wajah Mega yang cantik itu. Sungguh Mega, aku pun puas sekali. Semenjak kejadian itu, dengan alasan belajar memakai handphone, aku dan Mega sering bertemu dan mengulangi segala kenikmatan yang telah kami lakukan, baik di tempat Mega maupun di rumah ku sewaktu Mbak Tari  dan Mas Tomi  tidak ada.




Bercinta Bersama Teman Kakak ku Bercinta Bersama Teman Kakak ku Reviewed by linda on 17.18 Rating: 5

Tidak ada komentar

letak HTML-nya di bawah Letak di tata letak