Image and video hosting by TinyPic

Bercinta dengan Tukang Jamu Bohay


CeritaXxX - Bercinta dengan Tukang Jamu Bohay| perkenalkan nama ku adalah Brayan cerita ini berawal dari Tempat ku yang sangat strategis. Di dalam gang cuma ada rumah ku seorang walaupun aku merasa sepi, tetapi aku suka, karena tak ada orang yang bisa melihat kegiatanku dan aku pun merasa bebas.



Setelah Tina meninggalkan diriku . aku jadi Jombloh. Mau pacaran tapi aku males dengan basa-basi dan berbagai tuntutan. Untuk melampiaskan libido ku, siapa saja yang ku sukai sering kubawa ke kamar ku yang megah ini. Karena alamatnya rumit banyak lika-likunya, tidak satu pun temen cewek ku yang berhasil mencari alamat ku.

Suatu hari saat aku baru membeli rokok di warung aku berpapasan dengan penjual jamu yang cukup mengagetkan. Wajahnya manis dan bodynya sangat bohay.
“Nggak salah ini orang jadi tukang jamu,” kata ku dalam hati.
“Mbak jamu” tegurku. Dia menoleh.
“Mau minum jamu mas ?” tanyanya.
“Iya tapi jangan di sini, ke rumah” ajakku dan dia ikut dibelakang ku.
Sesampai di rumah , si mbak melihat sekeliling.
“Wah enak juga tempatnya mas ya,” ujarnya.
“Mbak jamu apa yang bagus”
“Lha mas maunya untuk apa, apa yang mau untuk pegel linu, masuk angin atau jamu kuat”
“Kuat apa” tanya ku.
“Ya kuat lahir dan batin mas” katanya sambil melirik.
“Genit juga si mbak” kata ku dalam hati.
“Aku minta jamu kuat lah mbak, biar kalau malam kuat melek bikin skripsi.”
"oh iya perkenalkan nama saya Brayan mbak"
"nama saya Sheila mas"
Tapi terus terang aku tidak mempunyai keberanian untuk merayu dan mengarahkan pembicaraan ke yang porno-porno. Sejak saat itu Sheila jadi sering menghampiriku.
“Bray kemarin kemana? saya kesini kok rumahnya dikunci. Saya panggilin sampai capek nggak ada yang bukain.”
“Oh ya kemarin ada kuliah sore jadi saya dari pagi sampai malam di kampus” kataku.
“Bray ini bray jamu kunyit asam, bagus untuk anak muda, biar kulitnya cerah dan jauh dari penyakit.”
“Sheila suaminya mana ?” tanya ku iseng.
“Udah nggak punya suami bray, kalau ada ngapain saya jualan jamu berat-berat.”
“Anak punya Shel ?”
“Belum punya Bray, orang suami saya dulu udah tua, mungkin bibitnya udah abis.”
Kami semakin akrab sehingga hampir setiap hari aku jadi minum jamu nya. Kadang-kadang lagi nggak punya duit, dia tetap membuatkan jamu untuk ku. Dia pun sudah tidak segan lagi masuk ke rumah ku. Bahkan dia sering numpang ke kamar mandi. Setelah beberapa kali mengantar jamu . Dia kini memasuki usia 28 tahun, asalnya dari bandung.Sheila menganggap rumah ku sebagai tempat persinggahan tetapnya. Dia selalu protes keras jika aku tidak ada di rumah.
Semula Sheila mengunjungi ku sekitar pukul 13.00 Tapi kini dia datang selalu sekitar jam 5 sore. Kalau dia datang ke rumah ku jamunya juga sudah hampir habis. Paling paling sisa segelas untuk ku. Rupanya Sheila menjadikan rumah ku sebagai terminal terakhir. Ia pun kini semakin berani. Dia tidak hanya menggunakan kamar mandiku untuk buang air kecil, tetapi kini malah sering mandi. Sampai sejauh ini aku menganggapnya sebagai kakakku saja. Karena dia pun menganggapku sebagai adiknya. Sering kali dia membawa dua bungkus mie instan lalu direbus di rumah ku dan kami sama-sama menikmatinya.
Sebetulnya pikiran jorokku sudah pengen banget untuk menikmati tubuh Sheila ini. Namun keberanian ku untuk memulainya belum kutemukan. Mungkin juga karena aku tidak berani kurang ajar. Jadi Sheila semakin percaya pada diri ku. Padahal Penis ku sudah ngaceng.
Aku hanya berani mengintip jika Sheila mandi. Lubang yang sudah kusiapkan membuatku semakin ngaceng saja kalau menikmati pemadangannya. Tapi bagaimana nih cara mulainya.
“Brayan boleh nggak saya nginep di sini ?” tanya Sheila suatu hari.
“Saya mau pulang jauh dan sekarang sudah kesorean, lagi pula besok saya nggak jualan, capek., “katanya beralasan tanpa saya tanya.
“Lha tapi sheil, tempat tidurnya cuma satu”
“Nggak pa-pa, saya tidur di tiker aja. Braya yang tidur di kasur.”
“Bener nih,” kata ku, dengan perasaan setengah gembira. Karena kupikir inilah kesempatan untuk menyergapnya.
“Iya nggak apa-apa koq” katanya.
Tanpa ada rasa segan dia pun masuk kamar mandi dan mandi sepuasnya. Aku pun tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk kembali mengintainya. Badannya mulus, kulitnya  putih, tetapi bentuk tubuhnya sangat sempurna menjadi seorang wanita. Sayang dia miskin, kalau kaya mungkin bisa jadi bintang film, pikir ku. payudaranya cukup besar, mungkin ukuran 36B, pentilnya kecil dan bulu jembutnya Tipis. Mungkin dia sering merawat tubuh nya.Selesai mandi, kini giliranku masuk kamar mandi dan membersihkan diri. Aku nggak tahan , sehingga kesempatan mandi juga kugunakan untuk Coli.
“Bray mandinya koq lama sekali sih, ngapain aja” tanyanya mengagetkan.
“Ah biasa lah keramas sekalian biar seger” kata ku.
“Itu saya buatkan kopi, jadi keburu dingin deh, abis mandinya lama banget.”
Malam itu kami ngobrol ke sana-kemari dan aku berusaha mengorek informasi sebanyak mungkin mengenai dirinya.
“Bray suka di pijet nggak” katanya tiba-tiba.
“Wah nggak, nggak nolak” kata ku bercanda.
“Sini saya pijetin Bray.”
Tanpa menunggu terlalu lama aku segera menuju ke kamar dikuti Sheila dan semua baju dan celana ku ku buka tinggal celana dalam. Kumatikan lampu sehingga suasana kamar jadi agak remang-remang. Nggak nyangka sama sekali, ternyata Sheila pinter banget memijat. Dia menggunakan cairan body lotion yang dibawanya untuk melancarkan mengurut. Aku benar-benar pasrah. Meski ngaceng berat, tetapi aku nggak berani kurang ajar. yang parah nya Sheila ini tidak malu sedikit pun merabah seluruh tubuhku sampai mendekati penis ku. Beberapa kali malah ke senggol sedikit, membuat ku jadi tambah nafsu aja.
“Bray celananya dibuka aja ya biar nggak kena cream.”
“Terserahlah Shel” kata ku pasrah . Dengan cekatan dia memelorotkan celana dalam. Sehingga aku kini jadi telanjang bulat.
“Apa kamu nggak malu melihat saya telanjang” tanya ku.
“Ah nggak apa-apa, saya dulu sering memijat suami saya.”
“Dia yang ngajarin saya mijet.”
Tegangan ku semakin tinggi karena tangan nya tanpa ragu-ragu menyenggol kemaluan ku. Dia lama sekali memijat bagian dalam paha ku, tempat yang paling sensitive dan paling merangsang. Mungkin kalau ada kabel di sambungkan ke diriku dengan lampu, sekarang lampunya bakal menyala, orang teganganku sudah mulai memuncak.Aku tidur telungkup sambil berfikir, gimana caranya memulai. Akhirnya aku berketetapan tidak mengambil inisiatif. Aku akan mengikuti kemana kemauan Sheila. Kalau terjadi ya terjadilah, kalau nggak ya mungkin lain kali. Tapi aku ingin menikmati kombinasi perempuan atas laki-laki.
Setelah sekitar satu jam aku tidur telungkup, Sheila memerintahkan aku telentang. Tanpa ragu dan tanpa rasa malu dan bersalah aku segera menelentangkan badan ku. Otomatis penis ku yang dari tadi berontak, kini bebas tegak berdiri. parah nya si dicky tidak menjadi perhatian Sheila dia tenang saja memijat dan sedikitpun tidak berkomentar mengenai penis ku. Kaki kiri, kaki kanan, paha kiri, paha kanan, kepala tangan kiri, tangan kanan, lalu perut. Bukan hanya perut tetapi penisku pun jadi bagian yang dia pijat. Aku melenguh.
“Aduh Sheil”
“Kenapa bray” katanya agak manja.
“Aku nggak tahan, ngaceng banget”
“Ah nggak apa-apa tandanya kamu normal”
“Udah tengkurep lagi bray istirahat sebentar saya mau ke kamar mandi sebentar.”
Lama sekali dia di kamar mandi, sampai aku akhirnya tertidur dalam keadaan telungkup dan telanjang. Tiba-tiba aku merasa ada yang menindihku dan kembali kurasakan pijatan di bahu. Dalam keadaan setengah sadar kurasakan ada seusatu yang agak berbeda. Kenapa
punggungku yang didudukinya terasa agak geli Kucermati lama-lama aku sadar yang mengkibatkan rasa geli itu ada bulu-bulu apa mungkin Sheila sekarang telanjang memijatiku. Ternyata memang benar begitu. Tetapi aku diam saja tidak berkomentar. Kunikmati usapan bulu jembut yang tipis itu di punggungku. Kini aku sadar penuh , dan penisku yang dari tadi bangun meski aku sempat tertidur makin tegang. Wah kejadian deh sekarang, pikirku dalam hati.
“Balik mas katanya” setelah dia turun dari badan ku
Aku berbalik dan ruangan jadi gelap sekali. Ternyata semua lampu dimatikannya . Aku tidak bisa melihat Sheila ada dimana . Dia kembali memijat kakiku lalu duduk di atas kedua pahaku . Ia terus naik memijat bagian dadaku dan seiring dengan itu, jembutnya berkali-kali menyapu penisku. Kadang-kadang penisku ditindihnya sampai lama dan dia melakukan gerakan maju mundur.
Beberapa saat kemudian aku merasa Sheilla mengambil posisi jongkok dan tangannya memegang batang penisku. Pelan-pelan di tuntun kepala penis ku memasuki lubang kemaluannya. Aku pasrah saja dan sangat menikmati kombinasi perempuan. Lubangnya hangat sekali dan pelan-pelan seluruh penisku masuk ke dalam lubang vagina Sheila. Sheilla lalu merebahkan dirinya memeluk diriku dan pantatnya naik turun, sehingga penisku keluar masuk . Kadang-kadang saking hotnya penisku sering lepas, lalu dituntunnya lagi masuk ke lubang yang diinginkan. Karena aku tadi sudah Coli dan posisiku di bawah, aku bisa menahan agar sperma ku tidak cepat muncrat. Gerakan Sheila semakin liar dan nafasnya semakin memburu.
Tiba-tiba dia menjerit tertahan dan menekan sekuat-kuatnya kemalauannya ke penis ku. Dia berhenti bergerak dan kurasakan lubang vaginanya berdenyut-denyut. Sheila mencapai orgasmenya yang pertama.


Dia beristirahat dengan merebahkan seluruh tubuhnya ke tubuhku. Jantungnya terasa berdetak cepat. Aku mengambil alih dan membalikkan posisi tanpa melepas Penisku dari lubang memek Sheila. Ku atur posisi yang lega dan mencari posisi yang paling enak dirasakan oleh memek Sheila. Aku pernah membaca soal G-spot. Titik itulah yang kucari dengan memperhatikan reaksi Sheila. Akhirnya kutemukan titik itu dan serangan terus ku kosentasikan kepada titik itu sambil memaju dan memundurkan Penisku . Sheila mulai melenguh-lenguh dan tak berapa lama dia berteriak, dia mencapai klimaks tertinggi sementara itu aku juga sampai pada titik tertinggi ku. Dalam keadaan demikian yang terpikir hanya bagaimana mencapai kepuasan yang sempurna. Kubenamkan Penisku sedalam mungkin dan bertahan pada posisi itu sekitar 5 menit. Penisku berdenyut-denyut dan vaginanya Sheila juga berdenyut lama sekali.
“Brayan terima kasih ya, saya belum pernah main sampai seenak ini.”
“Saya ngantuk sekali Bray.”
“Ya sudah lah tidur dulu.”
Aku bangkit dari tempat tidur dan masuk kamar mandi membersihkan Penisku dari sperma yang belepotan. Aku pun tidak lama tertidur. Paginya sekitar jam 5 pagi aku bangun dan ternyata Sheila tidur di samping ku.Kuraba memeknya, lalu ku cium, tangan ku, bau sabun.
Berarti dia tadi sempat bangun dan membersihkan diri lalu tidur lagi. Dia kini tidur nyenyak dengan ngorok pelan.

Kuhidupkan lampu depan sehingga kamar menjadi agak remang-remang. Kubuka lalu kukangkangkan kedua kakinya . Aku tiarap di antara kedua pahanya dan kusibakkan jembut yang tipis itu untuk memberi ruang agar mulutku bisa mencapai memeknya. Lidahku mencari posisi clitoris Sheila. Pelan-pelan kutemukan titik itu aku tidak segera menyerang ujung clitoris, karena kalau Sheila belum terangsang dia akan merasa ngilu. Daerah sekitar clitoris aku jilat dan lama-lama mulai mengeras dan makin menonjol.

“Bray kamu ngapain Bray, jijik bray udah, Bray” tangannya mendorong kepala ku, tetapi kutahu tenaganya tidak sunguh-sungguh karena dia juga mulai mengelinjang. Tangannya kini tidak lagi mendorong kepalaku, mulutnya berdesis-desis dan diselingin teriakan kecil manakala sesekali kusentuh ujung clitorisnya dengan lidahku.

Setelah kurasakan clitorisnya menonjol penuh dan mengeras serangan ujung lidahku beralih ke ujung clitoris. Pinggul Sheila mengeliat seirama dengan gerakan lidahku. Tangannya kini bukan berusaha menjauhkan kepalaku dari vaginanya tetapi malah menekan, sampai aku sulit bernafas.
Tiba-tiba dia menjepitkan kedua pahanya ke kepalaku dan menekan sekeras-kerasnya tangannya ke kepalaku untuk semakin membenam. Vaginanya berdenyut-denyut.
Dia mencapai klimaks. Beberapa saaat kupertahankan lidah ku menekan clitorisnya tanpa menggerak-gerakkannya. Setelah gerakannya berhenti aku duduk di antara kedua pahanya dan kumasukkan jari tengah ke dalam memeknya kucari posisi G-spot, dan setelah teraba kuelus pelan. Dengan irama.  Sheila kembali menggerakkan pinggulnya dan tidak lama kemudian dia menjerit dan menahan gerakan tanganku di dalam memeknya. Lubang vaginanya berdenyut lama sekali.
“Aduh Bray ternyata kamu pinter banget.”
“Aku kirain Kamu nggak suka perempuan. Aku sampai penasaran mancing-mancing kamu, tapi kok nggak nyerang-nyerang aku.”
“Jadi aku bikin alasan macem-macem supaya bisa berdua sama kamu.”
“Aku segen Sheil, takut dikirain kurang ajar. Selain itu aku juga ingin menikmati jika didului perempuan.”
“Ah kamu nakal, menyiksa aku. Tapi aku suka brayan orangnya sopan nggak kurang ajar kayak laki-laki lain.”
“Bray tadi kok nggak jijik sih jilati memek ku. Aku belum pernah lho digituin. Rasanya enak juga ya.”kata Sheila.
Sheila mengaku ketika berhubungan dengan suaminya yang sudah tua dulu hanya hubungan yang biasa saja dan itu pun Sheila jarang sampai puas. Dia mengaku belum pernah berhubungan badan dengan orang lain kecuali suaminya dan aku.
“Pantes memeknya enak banget, peret sheil.” kata ku.
“nama nya tukang jamu bray, ya terawat dong.”
“Sekarang gantian Sheil, barang ku kamu jilati y. ”
Aku gak gak bisa bray”
“Nanti aku ajari.”
Sheila mengambil posisi diantara kedua pahaku dan mulai memegang Penisku dan pelan-pelan memasukkan mulutnya ke ujung Penisku. Dia berkali-kali merasa mau muntah, tetapi terus berusaha mengemut Penisku Setelah terbiasa akhirnya dikulumnya seluruh batang Penisku sampai hampir mencapai pangkalnya. Aku merasa ujung Penisku menyentuh ujung tenggorokkannya.
Dia memaju-mundurkan batang Penisku di dalam kulumannya . Ku instruksikan untuk juga melakukannya sambil menghisap kuat-kuat.dia menuruti semua perintahku. Bagian zakarnya juga dijilatnya seperti yang kuminta. Dia tidak lagi mau muntah tetapi mahir sekali. Setelah berlangsung sekitar 15 menit kini aku perintahkan dia tidur telentang dan aku segera menindihnya.
“bray penisnya kok enak banget, keras sampai memek ku rasanya penuh banget.”
Kugenjot terus sambil kosentrasi mencari titik G. Tidak sampai 5 menit Sheila langsung berteriak keras sekali. Dia mencapai orgasme tertinggi. Sementara aku masih agak jauh .
Setelah memberi kesempatan jeda sejenak. Sheila kusuruh tidur nungging dan kami melakukan dengan gaya Dogy Style. Rupanya pada posisi ini titik G Sheila tergerus hebat sehingga kurang dari 3 menit dia berteriak lagi dan aku pun mencapai titik tertinggi sehingga mengabaikan teriakannya dan kugenjot terus sampai seluruh spermaku habis di dalam memek Sheila.
Dia tertidur lemas,aku pun demikian. Sekitar jam 8 pagi kami terbangun dan bersepakat mandi bareng. Badan Sheila memang benar-benar sempurna, payudaranya besar menentang, pinggulnya besar dan pinggangnya ramping.
Setelah malam itu Sheila jadi sering menginap di kamar ku. Sampai satu hari dia datang dengan muka sedih.
“Bray aku disuruh pulang ke kampung mau dikawinkan sama Pak lurah.”
“Aku berat sekali bray pisah sama kamu, tapi aku nggak bisa nolak keinginan orang tua ku,” katanya bersedih.
Malam itu Sheila nginap kembali di kamar ku dan kami main habis-habisan. Seingat ku malam itu saya sampai main 5 ronde, sehingga badan ku lemas sekali.
Bercinta dengan Tukang Jamu Bohay Bercinta dengan Tukang Jamu Bohay Reviewed by linda on 17.03 Rating: 5

Tidak ada komentar

letak HTML-nya di bawah Letak di tata letak