Image and video hosting by TinyPic

KEPUASAN TIADA DUA SAAT NGESEX DENGAN DOSENKU YANG CANTIK SEXY

Ceritasex - Kepuasan tiada dua saat ngesex dengan Dosenku yang cantik sexy ” yang tidak kalah serunya dan dijamin dapat meningkatkan Nafsu seks, selamat menikmati.

Kepuasan tiada dua saat ngesex dengan Dosenku yang cantik sexy



KEPUASAN TIADA DUA SAAT NGESEX DENGAN DOSENKU YANG CANTIK SEXY

Cerita Sex – Sebut saja namaku Rizki, Aku adalah mahasiswa tingkat akhir di sebuah universitas di Jakarta. Di kampus aku mempunyai seorang dosen yang cantik dan Sexy. Namanya Bu Viona. Bertemu dengan Bu Viona, ada sesuatu yang membuat kehidupanku lebih indah dan menyenangkan selama hampir tiga bulan ini

Berawal pada suatu siang ketika aku melakukan bimbingan suatu tugas akhir Di jurusanku sebelum masuk ke skripsi, seorang mahasiswa harus mengambil tugas akhir mengerjakan sebuah desain Bu Viona adalah pembimbingku untuk tugas tersebut

Bimbingan berlangsung singkat saja, karena Bu Viona ada tugas lain di luar kampus saat itu Ketika selesai, Bu Viona bilang padaku agar datang ke rumahnya aja pada malam harinya untuk melanjutkan bimbingan Malamnya aku datang.

Rumahnya ada di sebuah kompleks perumahan yang sepi dan tenang Bu Viona sudah bercerai dari suaminya Ia berumur sekitar 34 tahun, dengan seorang anak yang masih bersekolah TK Meskipun sudah berumur 34 tahun, namun Bu Viona masih kelihatan seperti baru lepas ABG saja Kulitnya putih, bersih dan segar

Bodinya langsing, meskipun tidak terlalu tinggi Pada kaki dan tangannya ditumbuhi bulu-bulu halus, tapi cukup lebat, yang kontras dengan kulitnya yang putih itu Saat itu merupakan liburan TK-SD dan anaknya sedang berlibur di rumah sepupunya yang seumur dengan dia


Aku dan Bu Viona sebenarnya memang sudah cukup akrab Dia pernah menjadi dosen waliku dan beberapa kali aku pernah datang ke rumahnya, sehingga aku tidak segan lagi Apalagi dalam banyak hal selera kami sama, misalnya soal selera makanan Setelah bimbingan selesai, kami hanya berbicara ringan saja Kemudian Bu Viona minta tolong padaku

“Riz, slot lemari pakaian di kamarku rusak, bisa minta tolong diperbaiki?”, begitu katanya malam itu

Kemudian aku dibawa naik ke lantai dua, ke kamarnya Kamarnya wangi Penataan interiornya juga bagus Kupikir wajar saja, sejak dulu aku tahu ia punya selera yang bagus Itu pula yang membuat kami akrab, kami juga sering memperbincangkan soal-soal seperti itu, selain soal-soal yang berkaitan dengan kampus Aku tersenyum ketika melihat sebagian isi lemari pakaiannya

Lingerie-nya didominasi warna hitam Aku juga menyukai  Warna seperti, itu sering pula kusarankan pada Lala cewekku untuk dipakainya, karena dengan pakaian dalam seperti itu membuatku lebih bergairah Bu Viona hanya tersenyum melihatku “terkesan” menyaksikan tumpukan lingerie-nya

Dengan serius kuperbaiki slot pintu lemarinya yang rusak lalu Ia keluar meninggalkanku sendirian di kamarnya Sesaat kemudian pekerjaanku selesai Saat itu Bu Viona masuk Tiba-tiba tanpa kusangka, ia mengelap Keringat di dahiku dengan lembut. AC di kamarnya memang dimatikan, sehingga udara gerah

“Panas Riz? Biar AC-nya kuhidpkan”, begitu katanya sambil menghidupkan AC

Saat kekagetanku belum hilang, ia kembali mengelap keringat di dahiku Dan kali ini bahkan dengan lembut ia mendekatkan wajahnya ke wajahku Segera aku menyambar aroma wangi dari tubuhnya hingga membuat jantungku berdetak tidak seperti biasanya

Bahkan kemudian ia melanjutkan membuat detak jantungku semakin kencang dengan mendekatkan bibirnya ke bibirku Sesaat kemudian kusadari bibirnya dengan lembut telah melumat bibirku Kedua tangannya dilingkarkan ke leherku dan semakin dalam pula aroma wangi tubuhnya terhirup napasku, yang bersama tindakannya melumat bibirku, kemudian mengalir dalam urat darahku sebagai sebuah sensasi yang Nikmat

Ia terus melumat bibirku Lalu tangannya pelan-pelan membuka satu persatu kancing kemejaku Saat itu aku mulai mampu menguasai diriku Maka dengan pelan-pelan pula kubuka kancing blusnya Setelah kemejaku terbuka, ia menarik resliting jeansku Begitu pula yang kulakukan dnegan roknya, kutarik resliting yang mengunci rokya Kemudian ia melepaskan bibirnya dari bibirku dan membuka matanya

Saat itu aku Melongo melihat keindahan yang ada di depan mata Toketnya sedang-sedang saja, tapi bagus dan terlihat kencang dibungkus bh berwarna hitam bepotongan pendek berenda yang membuat barang indah itu tampak semakin indah

Toket nya seolah “hanging wall” yang mengundang seorang climber untuk menaklukkannya dengan hasrat yang paling liar Dan menengok ke bawah, aku semakin dibuat terangsang serta jantungku juga semakin berdetak kencang

Di balik celana dalam dengan potongan yang pendek yang juga berwarna hitam berenda yang bagus, keluar toket nya yang menggairahkan Di tepi renda celana itu, tampak rambut yang menyembul indah melengkapi keindahan yang sudah ada

Kulihat Bu Viona juga tersenyum menatap Penis ku yang tegang di balik celana dalamku Tangannya yang lembut mengelus pelan Penis itu Sensasi yang menjelajahi aliran darahku kemudian menggerakkan tanganku mengelus Toketnya Ia tampak memejam sesaat dengan erangan yang pelan ketika tanganku menyentuh daging kecil di tengah Payudaranya itu

Ia kemudian melanjutkan tindakannya melumat bibirku dengan lembut Bibirnya yang lembut serta napasnya yang wangi kembali membuatku dialiri sensasi yang memabukkan Ia rupanya memang sabar dan tidak terburu-buru dengan Nafsu nya untuk segera menuju ke puncak kenikmatan

Bibirnya kemudian ia lepaskan dari bibirku dan ia menelusuri leherku dengan bibirnya Napasnya membelai kulit leherku sehingga terasa geli namun nikmat Kadang-kadang ia mengginggit leherku namun rupanya ia tidak ingin meninggalkan bekas Ia tahu bahwa aku punya pacar, karena belum lama, Lala kuperkenalkan padanya saat kami bertemu di sebuah toko buku

Ia kemudian turun ke dadaku dan mempermainkan puting susuku dengan mulutnya, yang membuat aliran darahku mengalir perasaan geli tapi nikmat Semakin ke bawah ia diam sesaat menatap batang yang tersembunyi di belakang celana dalamku, yang waktu itu juga berwarna hitam

Sesaat ia mempermainkannya dari luar Ia kemudian dengan lembut menurunkan celana dalamku Ia tersenyum ketika menyaksikan penisku yang tegak dan kencang, seperti nuklir yang siap diluncurkan ke arah kewanitaannya

Dengan lembut ia kemudian mengemut penisku Maka rasa hangat yang berawal dari permukaan syaraf penisku pelan-pelan menyusuri aliran darah menuju ke otakku Aku terasa melayang ke awan pada ketinggian tak terukur Bu Viona terus mempermainkan Penisku itu dengan kelembutan yang menerbangkanku ke awan-awan

Caranya mempermainkan Penisku itu sangat berbeda dengan Lala pacarku Lal melakukannya dengan ganas dan panas, sedangkan Bu Viona sangat lembut seolah tak ingin melewatkan seluruh bagian syaraf yang ada di situ Cukup lama Bu Viona melakukan itu

Ketika perjalananku ke awan-awan kurasakan cukup, kutarik penisku dari dekapan mulut lembutnya Giliran aku yang ingin membuat dia terbang ke awan awan Maka kubuka bh yang menutupi toket indahnya Semakin terperangahlah aku dengan keindahan yang ada di depan mataku

Di depanku bediri dengan tegak Toket yang indah sekaligus menggairahkan Di sekitar payudara itu, di sekitar putingnya yang merah kecoklatan, tumbuh bulu-bulu halus Menambah keindahan buah dadanya Tapi aku tidak memulainya dari situ Aku hanya mengelus putingnya sebentar Itupun aku sudah menangkap desah halus yang keluar dari bibir sexynya

Kumulai dari lehernya Kulit lehernya yang halus licin seperti porselen dan wangi kutelusuri dengan bibirku yang hangat Ia mendesah terpatah-patah Apalagi ketika tanganku tak kubiarkan menganggur Jari-jariku memijit lembut Puting di dadanya dan kadang-kadang kupelintir pelan puting merah kecoklat-coklatan yang tumbuh matang di ujung buah dadanya itu

Kurasakan semakin lama puting itu pun semakin keras dan kencang Setelah puas menelusuri lehernya, aku turun ke dadanya Dan segera kulahap puting yang menonjol merah coklat itu Ia menjerit pelan Tapi tak kubiarkan jeritannya berhenti

Kusedot puting itu dengan lembut Ya, dengan nafsu yg lembut karena aku yakin gaya seperti itulah yang diinginkan orang seperti Bu Viona Mulutku seperti lebah yang menghisap kemudian terbang berpindah ke buah dada satunya Tapi tak kubirakan buah dada yang tidak kunikmati dengan mulutku, tak tergarap Maka tangankulah yang melakukannya Kulakukan itu berganti-ganti dari buah dada satu ke buah dadanya yang lain

Setelah puas aku turun bukit dan kutelusuri setiap jengkal kulit wanginya Dan saat aku semakin turun kucium aroma yang khas dari Miss V seorang perempuan Aroma dari vaginanya Semakin terasa dan  gairah libido yang mengalir ke otakku Tapi aku tidak ingin langsung menuju ke sasaran

Cara Bu Viona membuatku melayang rupanya mempengaruhiku untuk tenang, sabar dan pelan-pelan juga membawanya naik ke awan-awan Maka dari luar celana dalamnya, kunikmati lekuk tubuh dan danau yang ada di situ dengan lidah, bibir dan kadang-kadang jari-jemariku Kusedot dengan nikmat bau khas libido yang keluar dari sumur yang ada di situ

Setelah puas, baru kutarik celana dalamnya pelan-pelan Aku tersentak menyaksikan apa yang kulihat Bukit venus yang indah itu ditumbuhi rambut yang lebat Tapi terkesan bahwa yang ada di situ terawat Meski lebat, rambut yang tumbuh di situ tidak acak-acakan tapi merunduk indah mengikuti kontur Miss V itu Walaupun aku pernah membayangkan apa yang tumbuh di situ, tapi aku tidak mengira sebagush itu

Ya, aku dan teman-temanku sering becanda begini saat melihat Bu Viona: jika rambut di tempat yang terbuka saja subur, apalagi rambut di tempat yang tersembunyi Dan ternyata aku bisa membuktikan candaan itu Ternyata rambut di tempat itu memang luar biasa

Bahkan aku yang semula berpikir rambut yang menghiasai vagina Lala luar biasa karena subur dan Bagus, kemudian menerima kenyataan bahwa ada yang lebih bagus, yaitu milik Bu Viona ini Dari samping keadaan itu seperti taman gantung yang terawat saja.

Segera berkelebat pikiran dalam otakku, betapa menyenangkannya tersesat di hutan teduh dan indah itu Maka aku segera menenggelamkan diri di tempat itu, di hutan itu Lidahku segera mennelusuri taman indah itu dan kemudian melanjutkannya pada sumur di bawahnya Maka Bu Viona menjerit kecil ketika lidahku menancap di lubang Vagina itu

Di lubang vaginanya Bau khas vagina yang keluar dari lubang itu semakin melambungkan gairah libido ku Dan jeritan kecil itu kemudian di susul jeritan dan erangan patah-patah yang terus menerus serta gerakan-gerakan serupa cacing kepanasan Dan kurasa ia memang kepanasan oleh gairah libido yang membakarnya

Aku menikmati jeritan libido itu sebagai sensasi lain yang membuatku semakin bergairah pula menguras kenikmatan di lubang sumur vaginanya Lendir hangat khas yang keluar dari dinding vaginanya terasa hangat pula di lidahku Kadang-kadang kutancapkan pula lidahku di Clitoris di atas lubang vaginanya Di klitorisnya Maka semakin santerlah erangan-erangan libido Bu Viona yang mengikuti gerakan-gerakan menggelinjang Demikian kulakukan hal itu sekian lama

Kemudian pada suatu saat ia berusaha membebaskan vaginanya dari sergapan mulutku Ia menarik sebuah kursi rias kecil yang tadi menjadi ganjal kakinya untuk mengangkang Aku dimintanya duduk di kursi itu Begitu aku duduk, ia kembali memagut penisku dengan mulutnya secara lembut Tapi itu tidak lama, karena ia kemudian memegang penisku yang sudah tidak sabar mencari pasangannya itu

Bu Viona membimbing Penisku yang daritadi tegang dan keras itu masuk ke dalam vaginanya dan ia duduk di atas pangkuanku Maka begitu penisku amblas ke dalam vaginanya, terdengar jeritan kecil yang menandai kenikmatan yang ia dapatkan

Aku juga merasakan kehangatan mengalir mulai ujung penisku dan mengalir ke setiap aliran darah Ia memegangi pundakku dan menggerakkan pinggulnya yang indah dengan gerakan serupa spiral Naik turun dan memutar dengan pelan tapi bertenaga

Suara gesekan pemukaan penisku dengan selaput lendir vaginanya menimbulkan suara kerenyit-kerenyit yang indah sehingga menimbukan sensasi tambahan ke otakku Demikian juga gesekan rambut kemaluannya yang lebat dengan rambut kemaluanku yang juga lebat

Suara-suara erangan dan desahan napasnya yang terpatah-patah, suara gesekan penis dan selaput lendir vaginanya serta suara gesekan rambut kemaluan kami berbaur dengan suara lagu mistis Sarah Brightman dari Celana dalam yang diputarnya

Barangkali ia memang sengaja ingin mengiringi permainan cinta kami dengan lagu-lagu seperti itu Ia tahu aku menyukai musik demikian Dan memang terasa luar biasa indah, pada suasana seperti itu Apalagi lampu di kamar itu juga remang-remang setelah Bu Viona tadi mematikan lampu yang terang

Dengan suasana seperti itu, rasanya aku tidak ingin membiarkan setiap hal yang menimbulkan kenikmatan menjadi sia-sia Maka aku tidak membiarkan toketnya yang ikut bergerak sesuai dengan gerakan tubuhnya menggodaku begitu saja Kulahap buah dadanya itu Semakin lengkaplah jeritannya

Matanya yang terpejam kadang-kadang terbuka dan tampak sorot mata yang aku hapal seperti sorot yang keluar dari mata Lala saat bercinta denganku Sorot matanya seperti itu Sorot mata nikmat yang membungkus perasaan libido nya. Sekian lama kemudian ia menjerit panjang sambil medesah

“Ah Aku Aku orgasme, Riz!”

Sesaat ia terdiam sambil mengakat wajahnya ke atas, tapi matanya masih terpejam Kemudian ia melanjutkan gerakannya Barangkali ia ingin mengulanginya dan aku tidak keberatan karena aku sama sekali belum merasakan akan sampai ke puncak kenikmatan itu

Sebisa mungkin aku juga menggoyangkan pinggulku agar dia merasakan kenikmatan yang maksimal Jika tanganku tidak aktif di buah dadanya, kusisopkan di selangkangannya dan mencari daging kecil di atas lubang vaginanya, yang dipenuhi oleh penisku

Meskipun Bu viona seorang janda dan sudah punya anak, aku merasa vaginanya, seperti ABG saja Tetap rapat dan keset Otot vaginanya seakan mencengkeram dengan kuat otot penisku Maka gerakan pinggulnya untuk menaik turunkan vaginanya menimbulkan kenikmatan libido yang luar biasa Dan sejauh ini aku tidak merasakan tanda-tanda lahar panasku akan meledak

Bu Viona memang luar biasa, ia seperti tahu menjaga tempo permainannya agar aku bisa mengikuti caranya bermain Ia seperti tahu menjaga tempo agar aku tidak cepat-cepat keluar Memang sama sekali tidak ada gerakan liar

Yang dilakukannya adalah gerakan-gerakan lembut, tapi justru menimbulkan kenikmatan yang luar biasa, terutama karena aku jarang bercinta dengan perempuan lembut seperti itu Sekian lama kemudian aku mendengar lagi ia mendesish

“Ah Ah Ini yang kedua Riz, aku orgasme Uhh!” Di susul jeritan panjang melepas kenikmatan itu

Tapi kemudian ia memintaku mengangkatnya ke ranjang, tanpa melepaskan penisku yang masih menancap di lubang vaginanya Ia memintaku menidurkannya di ranjang tapi tak ingin melepaskan vaginanya dari penisku, yang sejauh ini seperti mendekap sangat erat Kulakukan pemintaannya itu Maka begitu ia telentang di ranjang, aku masih ada di atasnya Penisku pun masih masuk penuh di dalam vaginanya

Kami melanjutkan permainan cinta yang lembut tapi panas dengan birahi itu. Kini aku berada di atas, maka aku lebih bebas bermanuver Maka dengan gerakan seperti yang sering kulakukan jika aku berhubungan seks dengan Lala, cepat dan bertenaga, kulakukan juga hal itu pada Bu Viona Tapi sesaat kemudian ia berbisik dengan mata yang masih terpejam

“Pelan-pelan saja, Riz Aku masih ingin orgasme”

Aku tersadar apa yang telah kulakukan Maka kini gerakanku pelan dan lembut seperti permintaan Bu Viona Kini erangan dan desahan patah-patahnya kembali terdengar Ia menarik punggungku agar aku lebih dekat ke badannya Aku maklum Tentu ia ingin mendapatkan kenikmatan yang maksimal dari gesekan-gesekan bagian tubuh kami yang lain

Dan Bu Viona memang benar, begitu dadaku bergesekan dengan buah dadanya, semakin besarlah sensasi kenikmatan yang kudapat Kurasa demikian juga dengannya, karena jeritannya berubah semakin hebat Apalagi saat aku juga melumat bibir merahnya yang menganga, seperti bibir vaginanya sebelum aku menusukkan penisku di situ

Meskipun jeritannya agak bekurang karena kini mulutnya sibuk saling melumat bersama mulutku, tapi aku semakin sering mendengar ia mengerang dan terengah-engah kenikmatan Hingga beberapa saat kemudian aku mendengar ia medesah seperti sebelumnya

“Aku Ah Aku Uh Yang ketiga Aku orgasme, Riz Ahh”

Setelah jeritan panjang itu, matanya terbuka Tampak sorot matanya puas dan gembira Kemudian ia berbisik terengah-engah

“Aku Aku Sudah cukup, Riz Saatnya untuk kamu”

Aku tahu yang dia maksudkan, maka kemudian pelan-pelan semakin kugenjot gerakanku dengan birahi dan semakin bertenaga pula Ia kini membiarkanku melakukan itu Kurasa Bu Viona memang sudah puas mendapatkan orgasme sampai tiga kali Sekian lama kemudian kurasakan sperma ku ingin keluar

Penisku berdenyut-denyut enak, menandai bahwa sebentar lagi akan keluar yang akan menerbangkan ku ke awan-awan Maka aku berusaha menarik penisku dari lubang vaginanya yang nikmat itu Tapi Bu Viona menahan penisku dengan tangan lembutnya

“Biarkan. Biarkan Saja di vaginaku, Riz Aku ingin merasakan sensasi cairan hangat itu Di vaginaku Uhh Uhh”

Maka ketika Spermaku keluar dari penisku benar-benar, kubiarkan ia di dalam vagina milik Bu Viona, dengan diiringi teriakan nikmat nafsu ku. Setelah itu, Bu Viona memintaku untuk tetap berada di atas tubuhnya barang sesaat

Dengan lembut ia menciumi bibirku dan tangannya mengusap-usap puting susuku Aku juga melakukan hal yang sama dengan mengusap-usap buah dadanya yang saat itu basah karena keringat Dan memang sensasi birahi yang kurasakan luar biasa

kehangatan yang diinginkan Bu Viona itu membuatku merasa seakan-akan aku sudah sangat dekat dengan Bu Viona Aku merasa ia seperti pacarku yang sudah sering dan sangat lama bermain cinta bersama Aku merasa sangat dekat Maka begitu aku merasa sudah cukup, aku menarik penisku yang sebenarnya masih sedikit tegang dari vaginanya

Tampak air muka Bu Viona sedikit kacau Wajahnya berkeringat dan rambutnya satu dua menempel di dahinya Kami kemudian pergi ke kamar mandi pribadinya di kamar itu Kamar mandinya juga wangi Sambil becanda, aku menggodanya

“Ibu Justru kelihatan cantik setelah bercinta” Ia hanya tertawa mendengar candaanku
“Memang setelah bercinta denganmu tadi, seluruh pori-poriku seperti terbuka Aku sedikit capek tapi merasa segar”, jawabnya dengan bersinar-sinar

Ia tampaknya memang puas dengan permainan cinta kami Di bawah shower, kami membersihkan diri dengan mandi bersama-sama Kadang-kadang kami saling membersihkan satu sama lain Ia membersihkan penisku dengan sabun dan aku membersihkan sekitar vaginanya juga Ia tertawa geli saat aku dengan halus mengusap-usap vaginanya dan rambut kemaluannya yang lebat itu

Setelah itu, kami duduk-duduk saja di sofa di depan TV Kami menonton TV, sambil bicara dan menikmati kopi panas yang ia buat Tapi ia masih membiarkan pemutar CD-nya hidup Kali ini suara Deep Forest yang juga mistis mengisi suasana ruangan itu

“Kamu tadi luar biasa, Riz ” katanya memujiku
“Meskipun masih muda, kamu bisa bercinta dengan sabar Aku sampai mendapat orgasme tiga kali” Ia tersenyum Matanya bersinar-sinar
“Ah, itu juga karena Ibu. Gerakan Ibu yang sabar dan lembut membuat saya juga terpengaruh ”

Kami berbicara sampai malam

Ia kemudian berkata, “Menginap di sini saja, Riz Ini sudah malam Besok pagi-pagi sekali kamu bisa pulang ” Setelah berpikir sejenak aku menerima tawaran nya

“Kalau begitu masukkan saja motormu di garasi” katanya sambil memberikan kunci garasi

Maka aku turun untuk memasukkan motor ku ke garasi seperti yang di sarankan Bu Viona Ketika aku naik kembali ke atas, ia sudah berganti pakaian dengan gaun tidur terusan yang tipis dan halus, sehingga potongan tubuhnya tampak sexy

“Kopinya tambah lagi, Riz?” tanyanya

Aku mengiyakan saja Saat ia meraih cangkir kopi di meja, aku menangkap pemandangan indah di balik pakaiannya yang tali pinggangnya tidak diikat dengan ketat Ia tidak memakai BH-nya, sehingga buah dadanya yang tadi kunikmati, tampak dengan jelas

Mulus dan indah Pemandangan itu membuat nasuf ku kembali Apalagi saat aku mencium aroma parfum dari tubuhnya, lembut dan menggairahkan Beda dengan aroma yang dia pakai sebelum kami berhubungan seks tadi

Sesaat kemudian ia telah kembali sambil membawa dua cangkir kopi Tali pinggang pakaiannya yang semakin longgar membuat pemandangan indah di baliknya semakin jelas Apalagi saat ia duduk, pakaiannya yang tersingkap menampakkan paha putih mulusnya, yang ditumbuhi bulu-bulu yang halus Serta sedikit bukit venus yang di pinggir celana dalamnya tersembul rambut yang menggairahkan Kami kembali berbicara

Ia kemudian menatapku lama, sambil bertanya,

“Kau tidak capek, Riz?”
“Tidak”, jawabku

Sekali lagi ia menatapku lama lalu tangannya merangkul leherku dan sesaat kemudian ia telah melumat bibirku kembali dengan lembut Kali ini tanganku segera meraba buah dada di balik pakaiannya yang longgar yang sejak tadi sudah menggodaku Ia masih melumat bibirku saat tangannya pelan-pelan membuka kancing kemejaku dan kemudian melanjutkannya dengan menarik resliting celanaku

Begitu aku tinggal mengenakan celana dalam, ia juga melepas gaun tidurnya Tinggallah kami berdua hanya memakai celana dalam Kemudian aku menyambar buah dadanya Maka semakin lama, seiring dengan jeritan kecilnya yang terpatah-patah, buah dadanya semakin kenyal dan mengeras Ia menarik Toketya dari mulutku Kemudian tangannya menarik celana dalamku Sejenak kemudian ia telah mengulum penisku yang sejak tadi juga sudah tegang dan keras Tapi yang dilakukannya tidak lama

Ia memintaku untuk tidur telentang di sofa Lalu ia melepas celana dalamnya dan telungkup di atasku Ia membelakangiku Vaginanya yang sudah mulai basah berlendir dan kelihatan merah didekatkannya di atas mulutku Sedangkan ia segera menangkap penisku yang berdiri tegak dan mengulumnya

Maka kami bedua saling mengulum, saling menjilati dan saling mengisap Kadang-kadang ia berhenti melakukan aksinya mungkin karena ia lebih dikuasai oleh perasaan nikmat karena vaginanya yang merah segar serta klitorisnya kupermainkan dengan mulut dan lidahku Ia mendesah mengerang terpatah-patah

Setelah ia puas dan ingin segera memulai aksi puncak, ia menggeser pinggulnya menjauh dari mulutku, menuju penisku yang semakin lama kurasakan semakin keras Tangannya menangkap penisku dan membimbingnya memasuki vaginanya Dengan masih membelakangiku, ia menggoyang pinggulnya dengan lembut Tapi sesaat kemudian, ia berbalik menghadapku

Gerakannya saat ia berbalik menimbukan gesekan pada penisku yang luar biasa Membuat sensasi yang semakin nikmat Maka dengan menghadapku ia melanjutkan gerakan spiral pinggulnya tetap dengan halus Naik turun, maju mundur dan memutar Aku juga berusaha menggerakkan pinggulku agar menimbulkan sensasi yang lebih nikmat Maka semakin hebatlah erangan dan desahan dari mulutnya yang terbuka, sambil matanya terpejam

Suara-suara itu beriringan dengan lagu Deep Forest dari celana dalam yang terus mengalun mistis Tanganku yang berawal memegangi pinggulnya di bawanya naik ke atas agar mempermainkan buah dadanya yang bergoyang-goyang mengikuti gerakan pinggulnya Maka kemudian tanganku mempermainkan buah dadanya itu Kuelus dan kupelintir kedua putingnya yang coklat kemerahan Sekian lama kemudian ia menjerit sambil meracau

“Uhh Uhh Aku orgasme Aku orgasme, Riz Ah Ahh ”

Setelah ia menjerit panjang menandai orgasmenya, ia membuka mata Kemudian ia tidur menelungkup dengan beralaskan bantal sofa, dengan kedua kaki mengangkang terbuka, sehingga belahan vaginanya yang indah, merah dan basah berlendir tampak sangat menggairahkan Ia memintaku juga untuk menelungkup di atasnya

Dengan kedua tanganku yang memegangi kedua buah dadanya sekaligus sebagai penahan berat badanku, aku menelungkup di atasnya Dan kusodokkan dengan lembut penisku yang masih tegang dan keras ke lubang vaginanya dari arah belakang Kini aku yang harus lebih aktif, maka kugerakkan pinggulku maju mundur, naik turun

Bu Viona masih terus mengerang dan mendesah terpatah-patah dengan mata yang terpejam Tanganku juga tetap aktif mempermainkan buah dada dan puting susunya Sedangkan mulutku kupakai untuk menelusuri lehernya yang jenjang dan halus Sekian lama kemudian terasa lahar panasku akan meledak

“Uhh Ahh sebentar lagi Sebentar lagi hampir !”, kataku terbata-bata
“Uhh Uhh Aku juga, Riz Jangan kau cabut penismu Kita sama-sama Ahh Ahh”

Sesaat kemudian kami sama-sama menjerit kecil, menandai puncak kenikmatan yang kami capai bersamaan Seperti sebelumnya, Bu Viona memintaku tidak segera mencabut penisku Matanya masih terpejam, tapi wajahnya tersenyum Aku juga masih mempermainkan buah dadanya dengan lembut Ia dengan lembut berkata

“Aku bahagia sekali malam ini, Riz ”, yang kemudian kujawab dengan kalimat yang sama

Ia kemudian memintaku mencabut penisku dari lubang vaginanya Lalu ia telentang dan mencium bibirku dengan lembut Ia seterusnya meneguk kopi yang sudah mulai dingin Tampak bahwa ia kehausan setelah permainan seks yang indah itu

Dengan masih bertelanjang bulat, ia berjalan ke luar ruangan itu dan sesaat kemudian membawa sebuah lap dan semprotan air untuk membersihkan spermaku dan lendir vaginanya yang tumpah di atas sofa Aku membantunya membersihkan noda itu

Setelah itu, seperti seorang remaja yang sedang jatuh cinta, ia menuntunku menuju kamar mandi pribadinya untuk bersama-sama membersihkan diri Karena kecapaian dan memang sudah cukup malam, kami kemudian memutuskan untuk tidur Saat aku kebingungan karena aku memakai jeans dan kemeja yang tentu saja tidak nyaman, Bu Viona menyarankanku untuk tidur dengan celana dalam saja

“Sudah, pakai celana dalam saja, biar suhu AC-nya kuminimalkan”, demikian katanya

Aku menyetujuinya Ia memintaku tidur di ranjangnya Kulihat Bu Viona juga hanya memakai gaun tidur halus dan tipis saja serta celana dalam tanpa mengenakan bra

“Aku memang biasa begini, Riz Rasanya lebih nyaman dan bebas bernapas”, katanya

Di balik selimut, Bu Viona memelukku dan menyandarkan wajahnya di dadaku Maka aku tersenyum saja saat buah dadanya yang hangat dan lembut, yang menyembul keluar dari gaun tidurnya yang tidak ditalikan dengan erat, sering terasa bergesekan dengan dadaku Demikian juga dengan Bu Viona

Esoknya, pagi-pagi sekali HP-ku sudah berbunyi Lala menghubungiku Memang begitu kebiasaannya, yang membuatku sering jengkel Tapi jika kutegur, ia hanya akan tertawa-tawa saja Kangen katanya Begitu aku selesai bicara, Bu Viona bertanya

“Siapa, Riz? Pacarmu, ya?”

Ia hanya tersenyum ketika aku mengiyakan pertanyaannya Kemudian ia bangkit dari ranjang Tali gaun tidurnya yang terlepas memperlihatkan payudaranya yang mulus putih, serta bukit venusnya yang menonjol indah mengundang gairah Ia membenahinya dengan tenang, sambil tersenyum melihatku terpana melihat pemandangan itu

Kemudian ia ke kamar mandi Segera terdengar suara yang mendesis, mengalahkan suara kran yang mengalir lambat Bu Viona sedang pipis rupanya Mendengar suara seperti itu timbul gairahku Sesaat kemudian ia keluar dari kamar mandi Kemudian ia berbisik kepadaku

“Kau tidak ingin mengulang kenikmatan libido semalam, Riz?” Aku tersenyum memahami yang ia maksudkan
“Sebentar, Bu ”, jawabku sambil menuju ke kamar mandi, karena ingin kencing

Setelah itu kami mengulangi percintaan kami semalam Badanku yang segar karena tidur yang nyenyak semalam, membuatku bersemangat melayani gairah libido Bu Viona yang juga tampak segar Aku merasakan vaginanya lebih hangat dan justru beraroma lebih menggairahkan pada pagi setelah bangun tidur seperti itu Dan bau badannya juga lebih natural

Kami bercinta sampai Bu Viona mendapat orgasme tiga kali Jadi selama bercinta denganku, Bu Viona menikmati orgasme sebanyak delapan kali Maka siangnya, ketika aku bertemu dengannya di kampus ia tampak sangat gembira Wajahnya berbinar dan kelihatan sangat bergairah menjalani aktivitasnya hari itu

Begitulah, kini hampir setiap akhir pekan aku selalu mendapat SMS dari Bu Viona yang bunyinya begini: “Kau tidak sibuk malam nanti kan, Riz? Bisa datang ke rumah?” Maka setiap mendapat SMS seperti itu segera selalu terbayang sesuatu yang menyenangkan yang akan kami lakukan bersama

Setiap akhir pekan anaknya selalu bermalam di rumah sepupunya di luar kota sehingga Bu Viona sendirian di rumah Dan pembantunya juga pulang karena hanya datang pada siang hari saja Setiap aku mendapat SMS itu, aku juga segera menghapusnya agar tidak terbaca oleh Lala Di kampus aku juga berusaha bersikap biasa saja dengan Bu Viona

Ia dosen yang baik dan dihormati oleh semua orang di kampus Aku sedikitpun tidak ingin merusak citranya Dan ia pun seorang yang professional, meskipun di luar kami sering bercinta dengan libido, ia tetap menghargaiku sebagai mahasiswanya dan ia tetap membimbing tugasku dengan serius Sesuatu yang sangat aku sukai
KEPUASAN TIADA DUA SAAT NGESEX DENGAN DOSENKU YANG CANTIK SEXY KEPUASAN TIADA DUA SAAT NGESEX DENGAN DOSENKU YANG CANTIK SEXY Reviewed by linda on 17.27 Rating: 5

Tidak ada komentar

letak HTML-nya di bawah Letak di tata letak